Alkindyweb.com – Platform pembayaran digital milik BUMN, LinkAja terpaksa melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya.
Dalam keterangan resminya, Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo mengungkapkan bahwa upaya reorganisasi yang tengah dilakukan berdampak pada PHK sejumlah sumber daya manusia (SDM).
Reka menambahkan perubahan adalah hal yang secara konstan terjadi dalam perusahaan yang sedang terus bertumbuh. Penyesuaian dalam perusahaan juga tentunya akan terus terjadi.
Sebagai start up yang terus berkembang, LinkAja diharapkan terus bisa lincah dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis. Hal ini untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal.
Terlepas dari upaya PHK yang dilakukan oleh LinkAja, sejatinya Transaksi uang elektronik menggunakan aplikasi dompet digital atau e-wallet terus meningkat. Bahkan, penggunaannya kini semakin populer dalam berbagai bentuk transaksi sehari-hari.
Selain menawarkan aspek lebih praktis, aman, cepat, dan menguntungkan, penggunaan e-wallet dianggap lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan meski pandemi COVID-19 mulai mereda.
Dalam perkembangannya, bisnis dompet digital di Tanah Air, saat ini tidak hanya didominasi oleh GoPay, ShopeePay, Ovo, Dana, dan LinkAja. Tapi, banyak juga penyedia seperti lain Sakuku, Doku, Uangku, Paytren dan Spin Pay. Semuanya memiliki pangsa pasarnya sendiri.
Meski pasar dompet digital mulai sesak, namun pemain-pemain yang sudah kelotokan tetap mendominasi pasar.
Baca Juga: Pengguna Dompet Digital Dana Capai 40 Juta
Mengacu pada hasil survei DSinnovative bertajuk Fintech Report 2021 “The Convergence of (Digital) Financial Services”, GoPay dan OVO menjadi yang paling dikenali oleh para respondennya.
Survey yang melibatkan 1.500 responden itu, menunjukkan dari 10 penyedia dompet digital yang bisa dikenali para responden, peringkat teratas (93,9 persen responden), sama-sama diraih dompet digital dalam ekosistem Gojek, yaitu GoPay (PT Dompet Karya Anak Bangsa), dan dompet digital terafiliasi Grup Lippo yakni OVO (PT Visionet Internasional).
Namun, dari sisi top of mind, OVO lebih tinggi dengan persentase 35 persen, sementara GoPay hanya mampu disebut oleh 16,6 persen dari total responden.
Adapun, peringkat ketiga dari sisi total awareness diraih oleh DANA (PT Espay Debit Indonesia Koe) dengan 92,3 persen. DANA juga tampak kuat secara top of mind, menembus peringkat kedua dengan disebut oleh 30,9 persen dari para responden.
Baca Juga: LinkAja Akuisisi iGrow
Sementara itu, platform yang setidaknya dikenali lebih dari separuh total responden, yaitu ShopeePay dan LinkAja dengan masing-masing 82,7 persen dan 72 persen, walaupun persentase kedua platform dari sisi top of mind hanya 5,2 persen dan 2,9 persen.
Meski dari sisi popularitas kalah dibandingkan GoPay dan OVO, namun jika dilihat dari sisi frekuensi penggunaan, pengguna LinkAja tampak mencolok, karena sebagian besar mengaku membuka platform hampir setiap hari. Tak heran, hal ini didorong use-case andalan berkaitan transaksi transportasi massal dan pembayaran jalan tol.
Bandingkan dengan pengguna ShopeePay yang didominasi kaum hawa, kebanyakan membuka platform 4-6 kali sebulan. OVO pun serupa, walaupun cenderung lebih merata di semua frekuensi waktu. Sementara GoPay banyak dibuka oleh penggunanya 2-3 kali sebulan.
Baca Juga: Lima Dompet Digital Populer di Indonesia, Siapa Nomor 1?