Jakarta, Alkindyweb.com – Saat pangsa pasar smartphone dilaporkan bakal meningkat karena hadirnya jaringan 5G global, Huawei justru diprediksi bakal turun ke posisi ke-7.
Menurut Digitimes Research, permintaan smartphone 5G akan tumbuh dalam lima tahun ke depan, didorong oleh pertumbuhan jumlah jaringan 5G komersial dan perluasan jangkauan. Harga rendah perangkat 5G entry-level di pasar negara berkembang juga akan mendorong pengiriman smartphone global, yang masing-masing diperkirakan akan mencapai lebih dari 1,5 miliar unit pada 2023 dan 1,7 miliar unit pada 2025.
Samsung teratas, Huawei terakhir
Tepatnya tahun 2021, Samsung Electronics dan Apple akan mampu menempati dua posisi teratas, disusul oleh Oppo, Vivo dan Xiaomi. China Transsion, yang menjual ponsel entry-level dengan merek Tecno, Itel dan Infinix di Afrika dan Asia Selatan, akan menempati urutan keenam. Namun, berbeda halnya dengan Huawei. Lantaran sanksi perdagangan AS, Digitimes memperkirakan Huawei turun ke posisi ketujuh.
Situasi dengan pengenaan sanksi aktif terhadap Huawei oleh pemerintah AS menunjukkan bahwa pembatasan tidak memberikan hasil yang positif. Bahkan, dikatakan membawa dampak bagi seluruh stakeholder, tidak hanya perusahaan China. Misalnya, berkat pembatasan baru-baru ini, perusahaan Jepang yang memasok chip ke Huawei menghadapi risiko kehilangan pendapatan miliaran dolar.
Tak hanya itu, kemrosotan Huawei juga pernah dilaporkan oleh Trendforce sebelumnya. Dalam laporan resminya, firma riset itu mengatakan proyeksi produksi smartphone Huawei untuk 2020 hanya akan mencapai 170 juta unit. Angka ini lebih rendah 10 persen dibandingkan dengan prediksi sebelumnya, yakni 190 juta unit. Momen ini dimanfaatkan sejumlah pesaing Huawei, mulai dari Xiaomi, Oppo dan Vivo.
Adanya keterbatasan Huawei untuk bergerak justru diprediksi akan berdampak pada meningkatnya produksi smartphone global. Kondisi ini bahkan bisa mendorong kenaikan sebesar 9 persen YoY pada 2021.
Adapun penyebabnya karena tiga vendor smartphone pesaing seperti Xiaomi, Oppo dan Vivo akan diminta untuk meningkatkan volume produksi, agar dapat mengisi kekurangan kapasitas dari Huawei.
Meski begitu, secara keseluruhan dikatakan pangsa pasar smartphone tidak akan meningkat secara jelas, tetapi tetap ada persaingan diantara berbagai merek yang bahkan semakin memanas