Tutorial


Waktu adalah uang. Anda pasti sudah sering mendengar pepatah itu, bukan?

Nah, pepatah tersebut juga berlaku di ranah bisnis online. Semakin cepat loading website Anda, semakin banyak pula orang yang senang membeli di tempat Anda.

Tidak percaya? Artikel ini akan membantu Anda memahami alasan mengapa mempercepat loading website sangat berpengaruh terhadap performa bisnis.

Selain itu, Anda juga akan belajar tentang penyebab website lambat, cara tes kecepatan, dan cara meningkatkannya.

Untuk memahami semua hal tersebut, mari cari tahu dulu bagaimana kecepatan website diukur. Selamat membaca!

Apa Itu Kecepatan Website?

Ilustrasi kecepatan website

Kecepatan website adalah waktu yang dibutuhkan sebuah halaman website agar selesai dimuat di web browser. Setidaknya halaman inilah yang dilihat oleh pengunjung website.

Namun, loading website sebenarnya tidak hanya terjadi di perangkat Anda saja. Ketika Anda mengakses sebuah halaman website, ada tiga proses yang terjadi, yaitu:

  1. Proses mengirimkan file-file halaman website yang diakses dari server ke web browser.
  2. Proses web browser merespons pengiriman file.
  3. Proses mengolah dan memuat halaman website di web browser.

Dari ketiga proses tersebut, yang digunakan sebagai patokan kecepatan website adalah saat halaman dimuat di browser. Oleh karena itu, kecepatan inilah yang harus Anda perhatikan.

Lalu, seberapa cepatkah seharusnya website Anda? Penelitian yang dilakukan oleh ahli SEO Geoff Kenyon, menyatakan bahwa:

  • Jika dapat dimuat dalam 5 detik, website Anda lebih cepat dibandingkan  25 persen website lainnya.
  • Jika dapat dimuat dalam 2,9 detik, website Anda lebih cepat dibandingkan 50 persen website lainnya.
  • Jika dapat dimuat dalam 1,7 detik, website Anda lebih cepat dibandingkan 75 persen website lainnya.
  • Jika dapat dimuat dalam 0,8 detik, website Anda lebih cepat dibandingkan 94 persen website lainnya.

Jadi, kecepatan loading lima detik sebenarnya cukup menandakan bahwa website Anda cepat. Akan tetapi, seberapa cepat yang dibutuhkan jika website digunakan untuk bisnis?

Bagaimana Kecepatan Website Mempengaruhi Bisnis?

Untuk mengetahui batas minimal kecepatan yang diperlukan website bisnis, Anda perlu memahami pengaruh kecepatan website terhadap bisnis.

Menurut penelitian Google, 53 persen pengunjung akan meninggalkan website Anda jika loadingnya lebih dari tiga detik.

Tidak hanya itu, studi lainnya mengatakan bahwa setiap keterlambatan satu detik pada loading website membuat Anda kehilangan tujuh persen konversi. Agar lebih jelas tentang dampak ini, bayangkan contoh berikut.

Anggap saja website Anda menghasilkan Rp10.000.000 per hari. Apabila kecepatan loading website Anda berkurang satu detik saja, setiap harinya Anda sudah kehilangan Rp700.000!

Ilustrasi penurunan pendapatan

Ini baru dampak website lambat pada konversi dan penghasilan saja. Masih ada pengaruh lainnya, seperti:

  • 79 persen konsumen yang tidak puas dengan pengalaman mereka ketika mengakses website dan tidak ingin kembali lagi.
  • 49 persen di antara mereka kehilangan kepercayaan pada bisnis Anda.
  • 44 persen di antaranya memberitahukan kekecewaan mereka ke orang lain. Semakin banyak yang tidak percaya dengan kualitas bisnis Anda, semakin sulit memasarkannya.

Sebaliknya, website yang cepat akan menguntungkan bisnis Anda. Tidak percaya? Shopzilla, website marketplace asal Amerika Serikat, telah merasakan manfaatnya.

Dengan mempercepat loading website dari tujuh ke dua detik, Shopzilla mendapatkan 25 persen lebih banyak page view. Tidak hanya itu, ia juga meningkatkan pendapatan 7-12 persen.

Tidak hanya pendapatan yang dapat meningkat karena website yang cepat. Apabila Anda menawarkan produk digital, website cepat tentunya makin memikat orang untuk mengunduh produk tersebut.

Hal ini dibuktikan oleh Mozilla. Setelah mempercepat loading websitenya 2,2 detik, browser Firefox diunduh 60 juta kali lebih banyak setiap tahunnya.

Nah, dari beberapa statistik tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecepatan loading website yang ideal adalah di bawah tiga detik. Semakin cepat pun semakin baik jika tujuan website untuk bisnis.

Lalu, apa saja yang membuat website jadi lambat? Mari bahas di bagian selanjutnya!

5 Faktor Penyebab Website Lambat

Ada banyak hal yang membuat website lambat. Di antaranya adalah:

  • Memilih server web hosting buruk
  • Menggunakan tema yang “berat”
  • Menginstall terlalu banyak plugin
  • Memasang terlalu banyak iklan
  • Ukuran database terlalu besar

Di bagian ini, kami akan membahas seberapa jauh hal-hal tersebut mempengaruhi kecepatan loading website.

1. Memilih Server Web Hosting Buruk

Ilustrasi server web hosting

Pembahasan tentang kecepatan website tidak dapat dipisahkan dengan server web hosting. Pasalnya, server adalah salah satu faktor utama penentu cepat atau lambatnya website.

Apabila jenis server yang digunakan website Anda memiliki performa yang buruk, kecepatan loadingnya pun tidak akan optimal. Lalu, jenis server apa yang sebaiknya Anda gunakan?

Saat ini, Apache dan NGINX merupakan dua jenis server web hosting yang umumnya ditawarkan. Namun, perlu Anda ketahui bahwa popularitas keduanya mulai kalah dengan server LiteSpeed.

Perubahan ini disebabkan oleh kecepatan server yang ditawarkan LiteSpeed. Sebuah riset menunjukkan bahwa Litespeed server 84 kali lebih cepat dari Apache dan 12 kali lebih cepat dari NGINX.

Di samping jenis server, lokasi server juga berpengaruh terhadap performa. Semakin jauh letak server dari pengunjung website, semakin lama juga proses untuk menyajikan website di browser orang tersebut.

Jadi, sebaiknya Anda menggunakan server yang berada di negara yang sama dengan mayoritas pengunjung website.

2. Menggunakan Tema yang “Berat”

Banyak orang yang ingin websitenya terlihat mewah. Maksudnya, website dengan berbagai elemen visual yang dianggap menarik, termasuk header berukuran besar, slider, dan widget.

Namun, Anda perlu menghindari tema yang menawarkan hal-hal tersebut untuk website bisnis. Semakin kompleks halaman website Anda, semakin lama pula loadingnya. Apalagi jika pengunjung mengaksesnya dari browser ponsel dan koneksinya tidak begitu bagus.

Belum lagi, tidak semua elemen-elemen visual tadi dapat ditampilkan dengan baik di berbagai ukuran layar. Bisa-bisa pengunjung malah mendapati website dalam kondisi acak-acakan dan meninggalkannya.

Inilah alasan mengapa Anda harus memilih tema website yang berpenampilan sederhana, tetapi masih mampu menarik minat pengunjung.

Baca juga:   Panduan Membuat Form Login dengan HTML dan CSS [Terlengkap]

Baca Juga: 5+ WooCommerce Themes Terbaik 2020

3. Menginstall Terlalu Banyak Plugin

Plugin memudahkan Anda untuk menambahkan fitur di website. Dari yang sederhana seperti tombol share ke media sosial, hingga yang kompleks seperti page builder dan checkout pembelian.

Nah, sesederhana apapun, plugin memakan bandwidth server. Ditambah lagi jika plugin yang Anda gunakan tidak update atau kompatibel dengan versi CMS. Hal tersebut akan semakin memperlambat performa website.

Karena alasan di ataslah Anda harus menginstall plugin yang selalu update. Selain itu, perhitungkan juga plugin apa saja yang betul-betul diperlukan. Jangan sampai ada terlalu banyak plugin di website Anda.

Baca Juga: 10+ Plugin WooCommerce Terbaik untuk Toko Online Anda

4. Memasang Terlalu Banyak Iklan

Ilustrasi iklan di website

Iklan memang merupakan salah satu penghasilan tambahan banyak pemilik website. Namun, sebaiknya Anda tidak memasang terlalu banyak iklan di website.

Selain karena tidak sedikit orang yang merasa terganggu dengan iklan di website, jumlah banner pemasaran yang terlalu banyak tentu memperlambat loading.

Pasalnya, setiap iklan yang ditampilkan di website memerlukan HTTP request. Jika ada terlalu banyak proses request yang terjadi saat pengunjung mengakses sebuah halaman, server akan kewalahan.

5. Ukuran Database Terlalu Besar

Sesuai namanya, database adalah tempat untuk menyimpan berbagai data website, antara lain:

  • Username
  • Password
  • Posting
  • Komentar
  • Kategori posting
  • Plugin

Nah, data tersebut pastinya menumpuk dengan berkembangnya website Anda. Sayangnya, setiap entry database memiliki ukuran. Dengan kata lain, database website lama kelamaan akan menjadi sangat besar.

Untuk itu, Anda harus rajin mengecek daftar posting yang sudah masuk trash atau plugin yang sudah dinonaktifkan. Jika ada, hapus posting atau plugin secepatnya untuk mengurangi ukuran database.

Kelima hal tadi hanyalah sebagian faktor yang memperlambat website. Untuk mengetahui alasan-alasan lainnya, simak artikel penyebab website lambat.

Cara Cek Kecepatan Website dan Membaca Hasilnya

Anda tidak perlu takut untuk mengeluarkan biaya agar dapat memeriksa kecepatan website. Untungnya, saat ini ada beberapa tool cek kecepatan website gratis nan berkualitas. Pingdom adalah salah satunya.

Halaman speed test website Pingdom

Cara menggunakan tool ini sangat sederhana. Di halaman utama website Pingdom, Anda akan melihat dua kolom. Di kolom sebelah kiri, ketikkan URL website Anda.

Lalu, klik kolom sebelah kanan untuk menentukan lokasi tes kecepatan. Kami sarankan Anda memilih lokasi yang paling dekat.

Jika sudah, klik tombol Start Test di sampingnya untuk melakukan tes. Hasil dari tes ini akan muncul dalam hitungan detik, jadi Anda tidak perlu menunggu lama.

Hasil tes Pingdom pun cukup mudah dipahami bagi pemilik website yang tidak menguasai aspek-aspek teknis.

Namun demikian, hasil tes ini terdiri dari beberapa bagian dan dapat terlihat membingungkan. Oleh karena itu, di sini Anda akan dijelaskan mengenai bagian-bagian tersebut.

Sebelum melakukan tes dengan Pingdom, Anda juga perlu mengingat bahwa tool ini tidak sempurna. Hasil tes dapat berubah-ubah meskipun Anda tidak melakukan apapun terhadap website.

Summary

Ringkasan hasil tes Pingdom

Di bagian paling atas hasil tes, Anda akan menemukan summary atau rangkumannya. Seperti yang dapat Anda lihat pada gambar di atas, di rangkuman tersebut ada empat data, yaitu:

  • Performance grade — skor performa website secara keseluruhan
  • Page size — total ukuran halaman website
  • Load time — kecepatan loading
  • Requests — jumlah HTTP request yang dibutuhkan

Selain itu, Anda juga dapat mengunduh hasil tes atau membagikannya dengan dua tombol yang berada di atas data tadi.

Improve Page Performance

Bagian "improve page performance" di hasil tes Pingdom

Bagian ini menampilkan kriteria-kriteria yang diperlukan agar loading website cepat. Dengan melihat skor masing-masing kriteria, Anda jadi tahu apa saja yang diperlukan agar performa website dapat ditingkatkan.

Sesuai contoh pada gambar di atas misalnya, Anda perlu mengurangi jumlah HTTP request dan menambahkan expires headers.

Response Codes

Bagian "response codes" di hasil tes Pingdom

Response codes adalah kode status HTTP yang diberikan oleh server web hosting ketika browser mengakses website. Kode ini berfungsi untuk menunjukkan status dari website tersebut.

Umumnya, kode tersebut tidak akan ditampilkan browser kepada Anda selain ketika ada masalah pada website yang ingin diakses. Salah satu contoh yang paling sering ditemui adalah 404 bad request.

Nah, di bagian hasil tes Pingdom inilah semua kode status HTTP website Anda terlihat.

Untuk memahami arti dari semua kode status HTTP dan cara mengatasinya, pelajari panduan lengkap daftar HTTP status code kami.

Content Size and Requests by Content Type

Bagian "content size and requests by content type" di hasil tes Pingdom

Di bagian ini, Anda dapat melihat ukuran masing-masing jenis konten yang ada di halaman website Anda. Tidak hanya itu, jumlah request yang dibutuhkan juga diperlihatkan.

Jadi, Anda dapat mengetahui konten apa saja yang menggunakan terlalu banyak resource server dengan mencermati bagian ini di hasil tes.

Content Size and Requests by Domain

Bagian "content size and requests by domain" di hasil tes pingdom

Di sini Anda dapat mencermati external services apa saja yang digunakan website, ukurannya, dan jumlah request yang dibutuhkan masing-masing.

External services adalah semua layanan atau tool yang diintegrasikan dengan website Anda. Contoh yang ada pada gambar di atas adalah Google Analytics. Namun, external services juga dapat berupa platform beriklan, plugin pop-up, dan content delivery network (CDN).

File Requests

Bagian "file requests" di hasil tes Pingdom

Bagian ini adalah yang paling mendetail dari hasil tes Pingdom. Di sini tidak hanya ditampilkan file-file yang diminta browser ketika pengguna mengakses website Anda, tetapi juga waktu yang dibutuhkan berbagai requestnya.

Agar lebih mudah, Anda dapat mengarahkan kursor ke kotak-kotak berwarna yang ada di sebelah kanan tabel. Contohnya seperti di bawah ini.

Contoh durasi request file di hasil tes Pingdom

Dengan demikian, Anda dapat memeriksa rincian durasi masing-masing proses. Mulai dari DNS request hingga diterima oleh browser.

Seperti yang tadi disebutkan, Pingdom adalah salah satu tool tes kecepatan website gratis yang berkualitas. Akan tetapi, Anda juga masih dapat menggunakan tool lainnya yang tidak kalah mumpuni. Contohnya Google PageSpeed Insights, GTMetrix, dan Chrome DevTools.

Baca juga:   Salmaa Awwaabiin, Author at Niagahoster Blog

Nah, setelah mengetahui cara mengecek kecepatan website, apa saja yang dapat Anda lakukan untuk mengoptimalkannya? Simak di bagian selanjutnya!

9 Cara Optimasi Kecepatan Website

Tergantung pada hasil tes kecepatan loading website, Anda tidak perlu melakukan semua cara optimasi yang dibahas di bagian ini.

Namun, tidak ada salahnya jika Anda ingin mencobanya satu per satu agar loading website semakin cepat. Berikut ini adalah daftar cara yang akan dibahas:

  • Optimasi gambar
  • Aktifkan Gzip compression
  • Aktifkan caching
  • Hapus plugin yang tidak digunakan
  • Batasi jumlah postingan per halaman
  • Gunakan embed untuk video
  • Lakukan leverage browser caching
  • Gunakan CDN

1. Optimasi Gambar

Anda boleh mengunggah banyak gambar ke website. Lagipula, website yang minim elemen visual juga tidak terlihat menarik di mata pengunjung.

Hanya saja, Anda harus ingat untuk mengoptimasi setiap file gambar yang dimasukkan ke website.

Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan menggunakan file berjenis JPEG. Dibandingkan PNG, ukuran file tersebut cenderung lebih kecil.

Website TinyPNG

Selain itu, Anda juga harus mengkompres gambar dengan tool seperti TinyJPG. Ukuran file JPEG yang umumnya kecil, masih dapat dikurangi lagi dengan teknik ini.

Ingin tahu cara optimasi gambar lainnya? Simak panduan kami ya!

2. Aktifkan Gzip Compression

Gzip compression adalah cara untuk mengkompres ukuran file-file website Anda, termasuk CSS, HTML, JavaScript, dan XML. Dengan mengaktifkannya, resource server yang digunakan website Anda otomatis berkurang.

Untuk mengaktifkan Gzip compression, Anda perlu dua hal, yaitu:

  • Akses cPanel
  • Akses file manager di cPanel

cPanel adalah panel kontrol atas server web hosting yang Anda gunakan. Biasanya, username dan passwordnya diberikan ketika Anda membeli layanan hosting.

Setelah masuk ke Dashboard cPanel, cari dan klik File Manager.

Menu file manager di cPanel

Kemudian, buka folder public_html dan cari file .htaccess. Jika Anda tidak dapat menemukan file tersebut, kemungkinan besar ia tersembunyi.

Untuk menampilkan file .htaccess, klik tombol settings di pojok kanan atas halaman.

Menu settings file manager cPanel

Setelah menu muncul, klik checkbox Show hidden files seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Kemudian, klik Save.

Checkbox untuk menampilkan file tersembunyi di file manager cPanel

Kini file .htaccess seharusnya sudah muncul. Klik kanan pada file tersebut, lalu pilih Edit. Di dalam file tersebut, tambahkan kode di bawah ini untuk mengaktifkan Gzip compression.

<IfModule mod_filter.c>
<IfModule mod_deflate.c>
 AddOutputFilterByType DEFLATE “application/atom+xml” 
 “application/javascript” 
 “application/json” 
 “application/ld+json” 
 “application/manifest+json” 
 “application/rdf+xml” 
 “application/rss+xml” 
 “application/schema+json” 
 “application/vnd.geo+json” 
 “application/vnd.ms-fontobject” 
 “application/x-font-ttf” 
 “application/x-javascript” 
 “application/x-web-appmanifest+json” 
 “application/xhtml+xml” 
 “application/xml” 
 “font/eot” 
 “font/opentype” 
 “image/bmp” 
 “image/svg+xml” 
 “image/vnd.microsoft.icon” 
 “image/x-icon” 
 “text/cache-manifest” 
 “text/css” 
 “text/html” 
 “text/javascript” 
 “text/plain” 
 “text/vcard” 
 “text/vnd.rim.location.xloc” 
 “text/vtt” 
 “text/x-component” 
 “text/x-cross-domain-policy” 
 “text/xml”
</IfModule>
</IfModule>

Jika sudah, simpan file .htaccess.

Baca Juga: Brotli: Ini Dia Teknik Kompresi untuk Website Lebih Cepat

3. Aktifkan Caching

Caching adalah proses penyimpanan data halaman website secara sementara di browser. Dengannya, browser tidak perlu berulang kali meminta data dari halaman yang diakses, kecuali cache-nya dihapus. Otomatis, semakin sedikit resource server yang digunakan.

Plugin LiteSpeed Cache

Aktivasi caching pun tidak sulit. Anda cukup menggunakan plugin seperti LiteSpeed Cache. Untuk mempelajari cara setup dan penggunaannya, Anda bisa menyimak artikel kami tentang plugin ini.

4. Hapus Plugin yang Tidak Digunakan

Kemudahan yang diberikan plugin memang menggiurkan. Tidak jarang yang ingin menginstall berbagai macam plugin di websitenya.

Namun, sesuai yang dibahas di bagian penyebab website lambat tadi, jumlah plugin berpengaruh terhadap kecepatan loading. Tidak hanya plugin aktif, tapi juga yang tidak aktif.

Nah, jika sudah punya banyak plugin, Anda perlu menimbang-nimbang manfaatnya. Gunakan yang paling dibutuhkan, kemudian nonaktifkan dan hapus yang lainnya.

5. Batasi Jumlah Postingan di Halaman Utama Blog

Jika website Anda memiliki blog, barangkali Anda ingin menampilkan banyak posting di halaman utamanya. Tentunya agar pengunjung makin betah di website tersebut.

Sayangnya, ini akan memperlambat loading halaman utama blog. Agar posting yang ditampilkan tidak terlalu banyak, Anda perlu mengubah pengaturan WordPress.

Caranya, klik Settings > Reading di sidebar WordPress. Perhatikan gambar di bawah ini.

Pengaturan jumlah posting blog yang ditampilkan di halaman

Pada kolom di sebelah kanan teks Blog pages show at most, tentukan jumlah posting yang ingin ditampilkan. Jika sudah, klik tombol Save Changes di bagian bawah halaman.

Baca Juga: 5+ Cara Membuat Recent Post di Blog WordPress

6. Gunakan Embed untuk Video

Embedding video adalah cara untuk menyajikan video tanpa mengunggahnya di website Anda. Alih-alih, Anda menggunakan video yang telah diunggah ke sebuah platform. Youtube dan Vimeo, contohnya.

Dibandingkan dengan menyimpan video di server website, cara ini jauh lebih praktis dan tidak membebani bandwidth.

Di editor Gutenberg WordPress, embed video sangat mudah. Anda tinggal memilih blok embed seperti pada gambar di bawah ini.

Blok embed video YouTube di editor Gutenberg WordPress

Kemudian, ketikkan URL video di kolom yang tersedia dan klik Embed.

Memasukkan URL video ke blok embed YouTube

Baca Juga: 3 Cara Embed Video Youtube di Website WordPress

7. Lakukan Leverage Browser Caching

Leverage browser caching sebenarnya mirip dengan aktivasi cache tadi. Namun, cara ini memungkinkan Anda untuk menentukan lamanya cache ada di browser pengunjung.

Agar dapat melakukan leverage browser caching, bukalah file .htaccess. Lalu, masukkan kode di bawah ini ke dalamnya.

## EXPIRES CACHING ##
<IfModule mod_expires.c>
ExpiresActive On
ExpiresByType image/jpg “access 1 year”
ExpiresByType image/jpeg “access 1 year”
ExpiresByType image/gif “access 1 year”
ExpiresByType image/png “access 1 year”
ExpiresByType text/css “access 1 month”
ExpiresByType application/pdf “access 1 month”
ExpiresByType text/x–javascript “access 1 month”
ExpiresByType application/x–shockwave–flash “access 1 month”
ExpiresByType image/x–icon “access 1 year”
ExpiresDefault “access 1 month”
</IfModule>
## EXPIRES CACHING ##

Seperti yang dapat Anda lihat, di samping masing-masing tipe file terdapat “access x year/month”. Gantilah x dengan durasi yang Anda inginkan.

Baca Juga: Cara Mengurangi TTFB untuk Mempercepat Loading Website WordPress

8. Gunakan CDN

CDN atau content delivery network adalah jaringan server yang terletak di berbagai negara. Fungsinya untuk mengirimkan konten-konten di website ke browser pengunjung dari server terdekat.

Baca juga:   Pengertian, Fungsi, dan Contoh Pop Up

Dengan menggunakan CDN, beban server website akan berkurang dan loadingnya lebih cepat.

CDN sangat bermanfaat apabila pengunjung website Anda datang dari berbagai belahan dunia. Berkatnya, pengunjung dari Amerika Serikat tetap dapat mengakses website Anda yang servernya ada di Indonesia dengan cepat.

9. Selalu Update WordPress

Salah satu penyebab website lambat yang kurang diperhatikan adalah versi WordPress. Setiap update CMS ini memberikan perbaikan performa. Oleh karena itu, memperbarui versi WordPress juga dapat mempercepat loading website.

Ingin tahu cara mempercepat loading website lainnya? Download ebook gratis 20+ Tips Membuat WordPress Super Cepat, ya!

Optimasi Kecepatan Website Mobile vs Desktop: Mana yang Perlu Didahulukan?

Pengunjung website tentu tidak hanya datang dari browser desktop, tetapi juga mobile.

Bahkan, sebuah riset menunjukkan bahwa pada tahun 2018, 58 persen pengunjung website di Amerika Serikat datang dari perangkat mobile. Angka yang besar jika dibandingkan jumlah pengunjung website desktop pada tahun yang sama, yaitu 42 persen. Jumlahnya pun akan terus bertambah per tahunnya.

Dengan demikian, kini website mobile-friendly menjadi sebuah keharusan. Di samping itu, berikut ini adalah beberapa alasan lain website harus dioptimasi untuk akses mobile:

  • Perangkat mobile sudah menjadi tempat belanja — Banyak orang menggunakan perangkat mobile sebagai sarana untuk mencari kebutuhan mereka.
  • Google menyukai website mobile-friendly — Google menggunakan mobile-friendly sebagai salah satu faktor ranking. Artinya, website Anda harus mudah diakses di perangkat mobile agar mudah muncul di hasil pencarian.
  • Banyak website telah dioptimalkan untuk perangkat mobile80 persen website sudah mobile-friendly. Jika Anda tidak segera menyiapkan website untuk pengunjung dari perangkat mobile, mereka akan beralih ke website lain.

Nah, apakah website Anda sudah mobile-friendly? Anda dapat mengetahuinya dengan Mobile-Friendly Test dari  Google.

Website Mobile-Friendly Test Google

Untuk menggunakan Mobile-Friendly Test ini, Anda cukup mengetikkan URL website. Tool tersebut akan mengakses file-file gambar, JavaScript, dan CSS di Website Anda untuk menentukan hasilnya.

Baca Juga: 11+ Kriteria Website Mobile-Friendly

4 Cara Optimasi Website Mobile-Friendly

Apabila ternyata website Anda belum mobile-friendly, Anda perlu melakukan optimasi tambahan. Selain kesembilan cara yang tadi telah dibahas, lakukan juga tips-tips berikut ini:

  • Install tema responsif
  • Hindari pop-up
  • Manfaatkan AMP
  • Tampilkan menu yang simpel

1. Install Tema Responsif

Sebelum tema responsif menjadi tren, pemilik website harus membuat dua versi desktop dan mobile untuk situsnya.

Otomatis, cara ini mengharuskan pemilik website untuk membuat redirect dari URL website desktop ke URL yang mobile. Meskipun sepele, sayangnya redirect juga berpengaruh terhadap kecepatan loading website.

Nah, tema responsif memberikan tampilan yang dapat beradaptasi untuk ukuran layar yang berbeda-beda. Dengannya, Anda cukup membuat satu versi website yang tampil rapi dan cepat dimuat. Baik di desktop maupun mobile.

Perlu Anda ingat bahwa tidak semua tema WordPress bersifat responsif. Untuk mencari tema responsif, Anda dapat klik Appearance > Themes di sidebar WordPress. Lalu, klik Add New.

Tombol untuk mencari tema WordPress

Di halaman pencarian tema, ketikkan kata kunci “responsive” di search bar. Anda akan menemukan ribuan tema responsif di sini.

Mencari tema responsif untuk website WordPress

2. Hindari Pop-up

Banner atau formulir pop-up memang sering digunakan di website desktop. Misalnya untuk promosi atau formulir email list.

Namun, penggunaan pop-up di website mobile perlu dihindari. Mengapa? Dengan layar perangkat mobile yang jauh kecil, kemunculan pop-up justru akan menutupi konten website.

Belum lagi kalau pop-up tersebut susah di-close. Bisa-bisa pengunjung terburu kesal dan meninggalkan website.

3. Manfaatkan AMP

AMP atau accelerated mobile pages adalah cara yang dianjurkan Google agar loading website mobile makin cepat.

Selain mengaktifkan caching di browser mobile, AMP memiliki beberapa fungsi lain, yaitu:

  • Membatasi resolusi gambar
  • Mengubah format gambar agar sesuai dengan tampilan perangkat mobile
  • Menurunkan kualitas gambar

Dengan demikian, AMP mengurangi ukuran halaman website secara signifikan. Selain loading jadi cepat, kuota internet pengunjung juga lebih hemat.

Agar lebih paham tentang optimasi fitur ini, simak juga panduan AMP kami.

Di website desktop, Anda dapat menampilkan banyak elemen website berkat resolusi layar yang besar. Contohnya seperti halaman utama blog Niagahoster, di mana Anda dapat melihat menu-menu navigasi, search bar, dan ikon link akun media sosial.

Tampilan desktop blog Niagahoster

Namun, layar perangkat mobile terlalu kecil untuk menampilkan berbagai elemen tersebut. Alhasil, Anda harus menyederhanakan menu website mobile. Contohnya seperti versi mobile dari blog Niagahoster di bawah ini.

Tampilan mobile blog Niagahoster

Di versi mobile ini, blog Niagahoster hanya menampilkan daftar posting. Headernya pun sangat kecil. Terdapat logo di tengah, satu tombol menu di pojok kiri, dan tombol search di pojok kanan. Semua menu navigasi yang tadi Anda lihat di versi desktop tersembunyi di dalam tombol ini.

Nah, trik menyederhanakan desain website ini dapat Anda contoh. Tidak hanya agar website mudah dipahami, tetapi juga untuk mempercepat loadingnya.

Selain keempat cara ini, masih ada kiat lainnya yang dapat Anda lakukan agar website optimal untuk perangkat mobile. Simak informasi lengkapnya di panduan membuat website mobile-friendly kami, ya!

Siap Mempercepat Loading Website?

Anda sangat dianjurkan untuk mempercepat loading website. Tidak hanya agar website ramai pengunjung. Dengan meningkatkan kecepatan website, Anda juga dapat:

  • Mengkonversi lebih banyak calon konsumen
  • Meningkatkan pendapatan bisnis
  • Memastikan kenyamanan konsumen saat berada di website Anda
  • Membangun rasa percaya konsumen kepada bisnis Anda

Agar tahu kecepatan website, Anda dapat menggunakan tool-tool yang disebutkan dalam artikel ini, seperti Pingdom, Google PageSpeed Insights, dan GTMetrix.

Baru setelah mengetahui status kecepatannya, Anda dapat menggunakan cara-cara yang telah dibahas di artikel ini.

Kami harap pembahasan tentang kecepatan website ini dapat membantu Anda agar semakin sukses. Jika ada pertanyaan, jangan sungkan untuk meninggalkan komentar pada kolom yang tersedia.



Source link

Hosting Unlimited Indonesia

Author

admin

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Tim support kami di sini untuk menjawab pertanyaanmu. Tanyakan apa saja pada kami!
? Halo... ada yg bisa kami bantu?