Teknologi memang tak ada matinya! Hampir semua urusan berkaitan dengan teknologi. Dan salah satu yang paling dirasakan adalah bisnis.
Di dunia serba online ini, bisnis butuh platform yang bisa menunjang branding, marketing, hingga engagement dengan konsumen.
Bahkan saat kebutuhan bisnis semakin meningkat. Seperti membutuhkan platform yang bisa memproses transaksi secara otomatis, juga yang bisa mengatur task pekerjaan secara real time. Butuh ini-itu. Duh!
Untuk mewujudkannya, Anda memiliki dua pilihan, yaitu website atau web app.
Keduanya adalah teknologi yang terlihat sebelas-dua belas. Karena hampir mirip bahkan tidak sedikit juga yang bingung dan bertanya-tanya:
- “Kapan saya harus pakai website?”
- “Apa sih web app itu?”
- “Memangnya, perbedaan keduanya apa?”
- “Yang mana yang lebih cocok ya, website atau web app?”
Tenang, jika Anda memiliki pertanyaan yang sama, di artikel ini Anda akan menemukan jawabannya. Yuk, langsung mulai saja.
Apa Itu Website?
Website adalah kumpulan halaman di dalam suatu domain di internet yang dapat diakses melalui browser. Tujuan dibuatnya website, untuk menyampaikan suatu informasi kepada pengguna.
Contohnya, jika Anda mengetikkan domain https://www.niagahoster.co.id/ di browser, maka akan disambut homepage seperti di bawah ini.
Di dalam homepage terdapat beberapa kategori yang disusun dalam satu menu, ditunjukkan pada kotak nomor 1. Di dalam tiap kategori terdapat beberapa halaman yang topiknya sama.
Sedangkan, kotak nomor 2 adalah page atau halaman yang berisi informasi spesifik.
Baca Juga: Jenis-Jenis Website Berdasarkan Fungsi, Platform, dan Sifatnya
Website ini punya sistemnya seperti buku. Ada yang menulis dan ada pula yang membaca.
Admin atau pengelola website menulis informasi kepada pengunjung melalui tiap page di website. Dan Anda yang mengunjungi website sebagai pembaca.
Karena tujuannya untuk memberikan informasi, pada website yang bentuknya paling sederhana, pengunjung tidak dapat menambah informasi tersebut.
Misalnya seperti berkomentar. Jadi, tidak ada interaksi langsung di sana.
Namun, website semakin berkembang sehingga pengunjung dapat “melakukan sesuatu” di dalam website dan bukan hanya membaca.
Contohnya, memberi komentar, membagikan blog post, dan lainnya.
Apa Itu Web Application?
Berbeda dengan website, web application (mari kita singkat menjadi web app) memungkinkan interaksi di dalamnya. Misalnya, mengirim formulir, menggunakan fitur chat, pembayaran online, dan lain-lain.
Sebenarnya, jenis web app yang dapat kita temukan sekarang ini beragam. Namun, mari kita tengok salah satu web app terlaris saat work from home, Quire.
Di sana Anda dan tim dapat menyusun tugas kerja, mengatur workflow, hingga berkomunikasi dengan sesama. Semua fitur itu tidak dapat Anda temukan di website biasa.
Fitur-fitur tersebut diprogram secara khusus sesuai kebutuhan. Namun, tetap berbasis web agar mudah digunakan orang banyak, tanpa perlu download dan instal di desktop.
Dengan kata lain, web app adalah program layaknya software tapi berbasis web dan dapat diakses melalui browser. Web app lebih menonjolkan fitur dan interaksi penggunanya.
Perbedaan Website dan Web Application
Jika dilihat, keduanya sama-sama dapat diakses dari browser, membutuhkan internet, dan juga mungkin masih ada persamaan yang lainnya.
Lalu perbedaannya di mana?
Website dan web app itu kembar tapi tak sama ya? Hahaha, tidak juga kok. Ada cara yang lebih mudah untuk membedakan mereka. Mari kita bedah bersama.
1. Karakteristik
Untuk membedakan antara website dan web app paling mudah memang dilihat dari karakteristiknya. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah.
Website | Web App |
Penggunaan hosting sesuai kebutuhan. | Biasanya menggunakan cloud hosting karena penggunaan data yang lebih besar. |
Konten bersifat informatif dan dapat ditampilkan baik statis maupun dinamis. | Menonjolkan fitur dan interaksi yang fleksibel antar pengguna. |
Diakses dari browser desktop maupun mobile. | Diakses melalui browser dan dapat digunakan lintas platform. |
Mengatur navigasi yang user friendly dapat menggunakan CMS dengan mudah. | Sistem atau program dirancang sendiri dengan bahasa pemrograman. |
SEO friendly dan dapat muncul dalam mesin pencarian google. | Perlu sign in, segala data pengguna tidak akan muncul di mesin pencarian google. |
Berupa kumpulan halaman yang dapat diakses. | Berupa app tetapi tidak perlu di download. |
Dari tabel, kita bisa tahu bahwa website jauh lebih simpel. Hal itu karena website ditujukan untuk penggunaan yang lebih ringan dibandingkan web app.
Kebutuhan server pun fleksibel sesuai kebutuhan. Website dapat berjalan hanya menggunakan shared hosting. Dan dapat diupgrade ke VPS atau Cloud Hosting jika memang dibutuhkan.
Baca juga: Perbedaan Cloud Hosting, VPS, dan Shared Hosting
Terlebih lagi, karena tidak terlalu banyak fitur, website dapat di-setting menjadi mobile friendly sehingga memiliki cara akses lebih fleksibel.
Sebaliknya, web app memiliki kustomisasi fitur yang unik. Kebutuhan penyimpanan data pengguna dan aktivitasnya pun jauh lebih kompleks.
Karenanya penggunaan data web app lebih banyak, web app membutuhkan server yang jauh lebih besar, sekelas Cloud Hosting.
Dan sesuai namanya, akses hanya dapat dilakukan dari web. Kalaupun ingin di akses dari device mobile, ya pilihannya adalah membuat mobile app.
Meski begitu, web app dapat diakses lintas platform atau dapat digunakan diberbagai sistem operasi. Misalnya, Windows, Linux, Mac Os, dll.
2. Tugas Utama
Website dan Web App dibangun dengan tujuan yang berbeda. Singkatnya yaitu:
Website | Web App |
Memberikan informasi kepada pembaca. | Pengolahan data dan informasi secara otomatis. |
Aktivitas utama website adalah memberikan informasi, baik itu untuk tujuan branding, marketing, edukasi, dan lain sebagainya.
Informasi berupa konten di-posting dalam sebuah halaman dan pengunjung membacanya. Sesimpel itu loh.
Beda lagi dengan web app. Kita ambil contoh ecommerce Shopee. Di sana ada pengolahan data yang jika dibedah kira-kira akan seperti ini:
- Shopee menampilkan data produk secara real time. Misalnya, produk sold out otomatis, dll.
- Shopee mengolah data pembayaran seperti, nomor invoice, notifikasi tagihan, pengecekan pembayaran otomatis, dll.
- Hingga mengolah informasi review produk. Contohnya, review dari 100 orang untuk satu barang dan dirangkum menjadi rating dalam bintang.
Tiga hal diatas hanyalah contoh kecil dari pengolahan data web app. Tentunya masih ada banyak lagi proses yang lainnya.
3. Kompleksitas
Karena fungsi dan penggunaan yang berbeda, maka masing-masing memiliki fitur yang berbeda pula. Tentu saja berpengaruh pada tingkat kerumitan keduanya.
Website | Web App |
Navigasi mengandalkan menu yang tersusun rapi. | Navigasi dibuat berdasarkan fungsi. |
Jika di website Anda dapat menemukan navigasi terstruktur seperti, menu > submenu > halaman/post, dll.
Maka, di web app Anda akan merasakan sistem navigasi secara intuitif.
Dengan kata lain, pengguna bisa menyesuaikan diri dengan cepat dan tidak merasa kesulitan menggunakannya.
Justru karena itu mengapa web app membutuhkan User Interface yang lebih kompleks dibanding website.
Karena keunikan fiturnya, web app memiliki tingkat kerumitan lebih tinggi dibanding website. Dibutuhkan coding untuk mengkustomisasi navigasi sesuai kebutuhan.
Kembali ke contoh Quire, developer harus memutar otak agar struktur web app sangat fungsional namun tampilannya tetap ramah pengguna, seperti di atas.
4. Interaksi
Antara website dan web app, dalam hal sifat keduanya sangat berbeda.
Website | Web App |
Informatif – satu arah. | Interaktif – dua arah atau lebih. |
Pengunjung website dapat melihat atau membaca setiap informasi. Namun, tidak dapat berkomunikasi dengan siapapun di sana. Ya seperti membaca buku saja.
Lain halnya dengan web app yang memungkinkan adanya interaksi. Baik itu antar pengguna, user dengan admin, bahkan interaksi antara komputer dengan web app itu sendiri. Contohnya, aktivitas transfer file.
Tapi tenang, hal ini bukan menjadi kekurangan website kok.
Poin ini bisa diakali dengan bantuan plugin chat, agar Anda bisa berkomunikasi dengan pengunjung website. Misalnya, untuk memberikan layanan customer service.
5. Komponen Pengembangan
Website dan web app tentunya dibangun dengan bahasa pemrograman. Apa yang berbeda? Mari lihat tabel berikut.
Website | Web App |
Kebutuhan dasar: HTML, CSS, dan Javascript (jika dibutuhkan). | Kebutuhan dasar: HTML, CSS, Javascript. Dapat juga menggunakan PHP, Ruby, atau Python. |
Dipermudah dengan CMS WordPress, Plugin, dan Tema. | Dipermudah dengan framework Rails, Django, dan framework lainnya. |
Sebagai pondasi pembentuk, baik website maupun web app sama-sama menggunakan HTML, CSS, dan Javascript (bagi website hanya digunakan jika dibutuhkan).
Namun, website dinilai lebih ramah bagi pemula yang awam dengan teknologi. Karena sekarang Anda bahkan dapat membuat website dengan mudah tanpa coding dengan bantuan CMS.
Anda tinggal pilih tema, tambah plugin, dan lengkapi konten. Tada! Website Anda sudah siap!
Sebaliknya, bagi web app tidak akan semudah itu. Anda akan membutuhkan tenaga developer andal yang dapat menggunakan bahasa pemrograman lainnya seperti, PHP, Ruby, dan Python.
Baca juga: Perbedaan PHP dan HTML yang Wajib Anda Ketahui
Namun, saat ini sudah banyak framework atau kerangka kerja yang diciptakan untuk mengembangkan web app. Contohnya seperti, Rails, Django, Laravel, dll.
Framework tersebut dapat membantu developer Anda membangun web app dengan lebih mudah dan cepat.
Misalnya, Ruby on Rails, yang sepuluh kali lebih cepat dibandingkan framework Java. Atau Django berbasis Python yang memiliki banyak koleksi modul praktis. Hingga framework Laravel dengan bahasa PHP untuk membangun aplikasi yang luar biasa.
6. Integrasi Sistem
Integrasi biasanya dilakukan untuk membangun sistem atau fitur yang lebih komprehensif atau lengkap. Tentunya, website dan web app memiliki kebutuhan integrasi yang berbeda.
Website | Web App |
Opsional atau sesuai kebutuhan. | Hal yang krusial bagi pengembangan fitur dan wajib dilakukan. |
Sebenarnya, baik website dan web app memungkinkan jika menggunakan plugin atau fitur tambahan lain untuk integrasi sistemnya.
Bagi website, tanpa bantuan software lain pun, tugas utamanya yaitu menampilkan informasi akan tetap berjalan. Jadi, integrasi bagi website bersifat opsional.
Jika ingin memberikan fitur lebih di website bisnis Anda, integrasi dapat dilakukan dengan memasang plugin pihak ketiga. Misalnya membuat toko online, katalog produk, dll.
Baca juga: 25 Plugin dan Tools Wajib untuk Website Bisnis Online
Namun, integrasi software pihak ketiga bagi web app ibarat kaki dan tangan. Integrasi ke software lainnya memungkinkan web app untuk mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data.
Kenapa web app membutuhkan integrasi?
Karena fitur di dalamnya lebih kompleks, data pun semakin banyak yang harus diolah. Dengan begitu pengolahannya membutuhkan bantuan dari software lain.
Misalnya, integrasi ecommerce dengan software sistem CRM (Customer Relationship Management). Semua data pengguna otomatis dikumpulkan dan disimpan oleh sistem CRM. Anda dapat melacak perilaku konsumen, kebiasaan membeli, produk yang paling diminati, dll.
8. Autentikasi
Satu lagi yang membedakan antara website dengan web app, yaitu autentikasi.
Website | Web App |
Tidak perlu autentikasi karena bebas dikunjungi siapapun, tetapi hak akses pengunjung terbatas. | Perlu autentikasi, biasanya sistem log in-log out, karena hak akses lebih luas. |
Pernah log in ke Facebook?
Kalau iya, anggap saja form log in di atas sebagai pintu masuk ke web app. Di dalamnya, Anda dapat menemukan orang lain, berkomunikasi, memposting foto, dan lain sebagainya.
Anda diperbolehkan melakukan itu semua karena Anda telah dikenali oleh web app, melalui proses autentikasi atau log in.
Ketika Anda sign up atau register dan mengisi data diri. Web app akan mencatat, merekam, dan mengingat data tersebut. Setelahnya, memberikan hak akses untuk bisa melakukan berbagai hal di dalamnya.
Karena hak akses itu pula, perlu adanya autentikasi atau verifikasi untuk memastikan aktivitas di dalam web app benar-benar dilakukan oleh user yang bersangkutan.
Agak berbeda dengan website yang biasanya tidak memerlukan log in untuk pengunjung. Siapapun dapat bebas membaca informasi di dalam website.
Namun, saat ini sudah banyak website yang memberikan hak akses pada penggunanya. Misalnya, website portal berita.
Biasanya para penulis kontributor haknya terbatas pada membuat profil di website tersebut dan meng-upload tulisannya. Namun, tidak dapat mengatur layout halaman, mempublish tulisan sendiri, dan lain sebagainya.
Baca juga: Cara Membuat Landing Page di WordPress (Mudah, Cepat, dan Efektif)
Website atau Web App: Pilih yang Mana?
Oke, sampai di sini kita sudah tahu perbedaan antara website dengan web app.
Harus dipahami juga kapan harus menggunakan website, web app, atau bahkan keduanya. Agar pilihan Anda bisa makin meningkatkan performa bisnis Anda.
Kapan Saat yang Tepat Pakai Website?
Bisnis Anda sangat membutuhkan website jika mengalami beberapa hal sebagai berikut:
- Anda ingin menancapkan branding bisnis ke hati konsumen.
- Bersaing dengan kompetitor di ranah digital.
- Meningkatkan brand awareness dan kepercayaan konsumen.
- Menunjukkan kredibilitas bisnis.
- Mempromosikan produk atau layanan dengan lebih luas.
- Mengedukasi konsumen terkait produk, layanan, atau bisnis melalui blog post.
- Membangun toko online sebagai pusat transaksi digital.
- Menyediakan customer service setiap saat bagi konsumen.
- Mendapatkan leads potensial.
- Media untuk press release.
Baca juga: Manfaat Website untuk Pribadi, Bisnis, dan Masyarakat
Kapan Saatnya Gunakan Web App?
Persaingan bisnis pastinya membuat Anda memutar otak. Salah satunya, bagaimana cara menyediakan produk atau layanan online yang interaktif dengan konsumen.
Jika kasusnya seperti itu, maka menggunakan web app adalah langkah yang paling tepat. Apalagi kalau bisnis Anda juga ingin:
- Menginginkan ekspansi bisnis dengan cepat, mudah dan terpusat.
- Meningkatkan penjualan secara langsung.
- Memberikan pengalaman positif bagi konsumen dengan pelayanan efisien (secara tidak langsung membangun branding bisnis juga).
- Memecahkan masalah bisnis secara sistematis dan otomatis. Misalnya, pembuatan invoice, pengecekan transaksi online, membuka saluran komunikasi antar user, dll.
- Lebih dekat secara personal dengan konsumen.
- Membangun sistem operasional dengan efektif dan efisien.
- Mengembangkan bisnis dengan lebih fleksibel. Misalnya, mudah dikembangkan, di update, di upgrade, dan diakses.
Baca juga: Mengenal PWA – Progressive Web App untuk Website Lebih Cepat
Kapan Saatnya Pakai Website dan Web App Sekaligus?
Kalau dirasa Anda menginginkan keduanya, sah-sah saja kok. Sudah banyak bisnis yang menggabungkan antara website dan web app.
Mari kita lihat Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Pernah checkout di salah satu ecommerce tersebut?
Kalau pernah, bagaimana rasanya? Pilih-pilih barang secara online, input alamat, bayar dan produk ada di dalam genggaman dalam hitungan hari. Mengagumkan ya!
Fitur-fitur ecommerce seperti di atas adalah web app. Namun terdapat bagian website juga membantu perkembangan bisnisnya, biasanya berisi halaman-halaman statis seperti di bawah:
Perlukah halaman-halaman tersebut?
Sangat perlu!
Pastikan Anda menyediakan segala kebutuhan konsumen. Termasuk informasi-informasi seperti di atas.
Pilih yang Mana Ya?
Sampai di sini kita menyadari bahwa website dan web app ternyata sangat berbeda. Jika dirangkum semuanya, kira-kira akan seperti tabel di bawah ini.
Website | Web App | |
Tujuan Utama | Memberikan konten informatif dengan navigasi yang user friendly. | Menyediakan layanan yang responsif dan interaktif terhadap aktivitas user dengan pengolahan data otomatis. |
Fitur Utama dan Manfaat | – Akses mudah dan terbuka bagi siapa saja. – Update mudah.Hemat waktu dan biaya. – SEO friendly. – Tepat untuk branding bisnis. – Sarana edukasi dan customer service. |
– Fitur dapat di custom. – Memberikan pengalaman layanan bagi user. – Dapat diupgrade sesuai kebutuhan. – Dapat digunakan di berbagai platform/sistem operasi device. – Data pengguna aman karena sistem autentikasi. – Full coding dan memerlukan developer. |
Elemen yang Diperlukan | HTML, CSS, dan Javascript (pada kasus tertentu), atau menggunakan CMS WordPress (tanpa coding). | HTML, CSS, Javascript, namun juga bisa menggunakan PHP, Ruby Python, dengan bantuan framework. |
Semoga artikel ini membantu Anda membedakan mana yang website dan web app. Jadi, Anda dapat memilih secara bijak mau pakai yang mana.
Nah, apapun pilihan Anda nantinya, Niagahoster selalu ada untuk Anda. Bukan gombal kok!
Kalau merasa bisnis Anda memerlukan website, Niagahoster siap sedia menyediakan layanan Unlimited Hosting dengan fitur mumpuni untuk membantu perkembangan bisnis Anda.
Butuh web app? Tenang, Anda dapat mempercayakan Niagahoster yang memberikan layanan Cloud Hosting terbaik di Indonesia.
Gimana? Sudah menentukan? Tulis di kolom komentar ya!