Jakarta, Alkindyweb.com – Dampak ekonomi dan karantina selama pandemi Covid-19 berdampak pada industri smartphone Indonesia, berdasarkan data International Data Corrporation (IDC) terbaru, menyebutkan pengiriman smartphone perkuartal di Indonesia mencatatkan rekor terendah sejak 2016, yang dikarenakan kebijakan karantina ketat yang diterapkan pada setengah kuartal 2Q20.
Pada bulan Juni ketika karantina ketat diberhentikan, pasar diketahui mulai pulih, dengan total 7,1 juta smartphone dikirim pada kuartal II tahun 2020 (2Q20). Hal ini didorong dengan meningkatnya permintaan smartphone di harga terjangkau guna mendukung kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
IDC juga mencatat, pangsa pasar smartphone segmen low-end (US$100<US$200) meringsek naik mencapai lebih dari 75 persen, meningkat 48 persen dari tahun lalu. Yang menarik tingginya kebtuhan tersebut dibarengi respon berbagai pabrikan smartphone yang turut meluncurkan produk terbaru khusus di kelas terebut.
Dalam laporanya, IDC mengungkapkan Vivo memegang pangsa terbesar di segmen low-end. Ini terjadi karena Vivo mengedepankan unorganized retail channel, karena toko-toko ini masih beroperasi selama karantina untuk mengenjot penjualan pada 2Q20.
Xiaomi pun demikian, catatan laporan ini permintaan besar terhadap smartphone dengan harga terjangkau melalui produk Redmi 8A Pro-nya yang populer di pasar menempatkan Xiaomi sebagai pemimpin pangsa di segmen ultra low-end (<US$100).
Sedangkan Oppo yang dikabarkan sedang mempertahankan eksistensinya yang kuat di kategori mid-range (USD$200<US$400), melalui model terbaru yang diluncurkannya yaitu A52, A92,dan A91.
Sedangkan Samsung yang diketahui mengubah strateginya dengan menjadikan M-series ekslusif untuk pasar online pada 2Q20, terlihat kesulitan untuk bersaing dengan merek China di segmen mid-range, hingga low-end. Realme juga demikian, produknya Narzo, ponsel gaming terjangkau yang diketahui sedang diburu ini menurun pada dua kuartal berturut-turut karena terbatas nya pasokan.
Kendati permintaan naik, angka kasus baru Covid-19 yang terus meningkat menciptakan ketidak pastian pasar, IDC memperkirakan pemulihan terhadap pasar smartphone akan lebih lambat, terlebih pemerintah kembali menerapkan kebijakan karantina di daerah untuk meredam tingkat penularan virus yang lebih tinggi.