Facebook saat ini menjadi sosial media terbesar di dunia dengan jumlah pengguna paling banyak yang berasal dari seluruh dunia. Mengingat banyaknya informasi pribadi yang kita kirimkan ke Facebook, wajar bila sosial media ini sering dijuluki sebagai harta karun data pengguna. Hal ini bisa menimbulkan tindakan penjualan data pengguna kepada perusahaan pemasaran, pengiklan, peneliti, dan lain sebagainya.
Facebook sendiri belakangan ini diduga telah melakukan praktik berbagi data, sehingga memunculkan gerakan DeleteFacebook. Tak tinggal diam, salah satu pendiri WhatsApp, Brian Acton baru-baru ini juga memutuskan untuk bergabung dengan gerakan DeleteFacebook. Melalui akun Twitter pribarinya, Acton menuliskan “sudah waktunya” menghapus Facebook.
It is time. #deletefacebook
— Brian Acton (@brianacton) March 20, 2018
WhatsApp sendiri saat ini telah menjadi bagian dari Facebook setelah akuisisi perusahaan pada tahun 2014 lalu, dimana itu menjadi salah akuisisi terbesar dengan angka $16 miliar. Namun Acton sendiri sebenarnya sudah meninggalkan WhatsApp pada tahun 2017 lalu, dimana kemudian ia membentuk sebuah yayasan nirlaba atau non-profit yang bernama Signal. Bahkan Acton juga menginvestasikan dana sebesar $50 juta pada layanan aplikasi perpesanan yang dirancang untuk fokus pada privasi dan enkripsi pengguna.
Menengok peristiwa sebelumnya yang berkaitan dengan gerakan Delete, tampaknya gerakan ini cukup memberikan dampak kerusakan reputasi. Sebagai contoh, gerakan DeleteUber yang pernah terjadi sebelumnya mengakibatkan 200.000 akun Uber telah dihapus, dimana hal tersebut menguntungkan kompetitor Uber karena mengalami kenaikan jumlah unduh aplikasi.
Sehubungan dengan praktik pengumpulan data Facebook, perusahaan diharapkan untuk menghadapi penyelidikan oleh Komisi Perdagangan Federal, tetapi belum bisa diperkirakan apa hasil dari penyelidikan tersebut.