Tutorial


Sama seperti kendaraan bermotor, website juga butuh diservis secara rutin. Servis rutin website ini disebut sebagai audit website. 

Dengan audit website, Anda bisa tahu semua masalah yang diderita website dan memperbaikinya. Hasilnya, performa website Anda bisa lebih maksimal dan pengunjung betah nongkrong di sana.

Jika masih asing dengan istilah “website audit”, berarti Anda sudah datang ke tempat yang tepat. Panduan ini memang kami buat khusus untuk pemula yang belum pernah melakukan website audit sama sekali. 

Jadi, dijamin tak ada langkah-langkah teknis ribet yang bikin garuk-garuk kepala. Maka dari itu, yuk simak sampai selesai!

Apa Itu Audit Website?

Seperti namanya, audit website adalah memeriksa dan memperbaiki berbagai aspek website Anda secara menyeluruh. Terutama dari sisi teknis, user experience, serta SEO. 

Mulai dari hal simpel seperti broken link atau gambar yang tak muncul. Hingga meningkatkan kecepatan website dan menambal celah keamanannya. Mirip seperti servis kendaraan, bukan?

Dengan melakukan audit, Anda bisa mengoptimalkan website sehingga mencapai potensi terbaiknya. Efeknya, Anda akan selangkah lebih dekat dengan tujuan utama saat membuat website tersebut. 

Ingin berada di posisi #1 di Google? Bisa! Sebab, audit website juga memastikan bahwa praktik SEO berjalan dengan baik. 

Atau, Anda ingin profit toko online meningkat berkali-kali lipat? Bisa juga! Website audit memungkinkan Anda untuk mengevaluasi masalah di balik penjualan yang loyo.

Intinya, website audit merupakan solusi dari dari berbagai masalah terkait website Anda.

10 Langkah Melakukan Audit Website dengan Mudah

Setelah membaca pengertian di atas, kedengarannya website audit cukup ribet untuk dilakukan, ya? Namun, faktanya tidak seperti itu, kok. Tak percaya? 

Berikut kami berikan 10 langkah anti ribet untuk melakukan website audit.

1. Cek Desain

ilustrasi cek desain pada audit website

Jatuh cinta pada pandangan pertama itu juga berlaku bagi website, lho. 

Namun, tak ada pengunjung yang akan jatuh cinta dengan website yang memiliki desain selayaknya tahun 90-an. 

Maka dari itu, pastikan website Anda memiliki tampilan yang modern dan tidak ketinggalan zaman. 

Desain website itu tak terbatas pada “membuat website sedap dipandang,” saja, lho. Ada beberapa aspek audit website lain yang harus Anda perhatikan, yaitu:

Pop-up dan Iklan yang Menganggu

Pop-up memang tidak selalu buruk. Namun, bukankah menyebalkan kalau saat pengunjung mengklik website Anda di hasil pencarian dan langsung disambut oleh deretan pop-up? 

Apalagi jika pop-up tersebut mempunyai tombol penutup “X” yang ukuranya sangat kecil. Rasanya ingin nonjok monitor saja.

Sumber gambar: uxdesign.cc

Nah, selain memperburuk user experience, pop-up dan iklan yang mengganggu ini juga mempengaruhi dua hal: conversion rate dan SEO Anda. Kenapa demikian?

Conversion rate menurun karena pengunjung tak bisa membeli apapun kalau mereka muak dan meninggalkan website Anda. 
Sementara di sisi SEO, pengunjung yang langsung pergi akan meningkatkan bounce rate. Sehingga bisa berefek negatif pada ranking SEO Anda di Google.

Baca juga: Belajar SEO Terbaru untuk Pemula (Update 2020)

Maka dari itu, cobalah akses website Anda melalui incognito. Jika muncul banyak pop-ups dan iklan, langsung Anda hapus saja. Sisakan pop-ups yang memang benar-benar penting dan berhubungan dengan tujuan Anda.

Tulisan yang Tak Nyaman Dibaca

Jangan sampai saat pengunjung sudah berada di website Anda, mereka tak bisa membaca teks atau artikel yang Anda tulis. 

Baca juga:   Jangan Asal Comot! Yuk, Pahami Apa Itu Copyright [Terlengkap]

Entah karena tulisannya yang terlalu kecil, pemilihan font yang tidak pas, atau teks yang terlalu padat sehingga bikin ilfeel duluan. Kalau sudah begitu, bisa dipastikan mereka akan langsung mengklik tombol “x” dan enggan kembali ke website Anda lagi.

Oleh karena itu, pastikan: ukuran teks Anda tak terlalu kecil, gunakan kombinasi font yang sempurna dan tulislah teks dalam paragraf pendek untuk memperbanyak white space.

Call-to-Action yang Membingungkan

Call-to-Action (CTA) adalah instruksi pada website yang mengarahkan pengunjung untuk melakukan sesuatu. Contohnya, “Beli Sekarang Juga!” atau “Klik untuk Subscribe!” Dua contoh tersebut sangat jelas maksudnya, kan?

Sedangkan, CTA yang membingungkan adalah yang arahannya tidak jelas dan maksudnya ambigu. Misalnya, “klik di sini untuk melanjutkan.” Melanjutkan kemana? Apa yang akan pengunjung dapatkan saat mengkliknya? 

Efeknya, pengunjung akan ragu dan berakhir tidak mengklik CTA tersebut. Hal ini tentu saja bisa menurunkan conversion rate dan berdampak buruk pada pemasukkan Anda.

CTA adalah salah satu komponen penting bagi website. Sehingga kami sarankan Anda mempelajarinya lebih mendalam di → Tingkatkan Conversion Rate Anda dengan 5+ Tips CTA ini!

Mau tahu bagaimana cara mendesain website yang baik dan benar? Tidak perlu khawatir! Anda ikuti saja → Panduan Lengkap Cara Desain Web dengan Mudah

2. Cek Navigasi

Coba bayangkan saat Anda berada di daerah baru tanpa bantuan Google Maps atau petunjuk jalan. Tak ada orang yang bisa ditanyai arah pula. 

Apa yang terjadi? Anda pasti akan tersesat, kan? Nah, hal yang sama juga bisa terjadi pada website.

Tanpa navigasi, pengunjung website akan kesulitan mencari apa yang diinginkan. Sehingga mereka akan tersesat dan memutuskan pergi dari website Anda. Maka dari itu, penting bagi website Anda untuk memiliki navigasi yang jelas dan mudah dipahami.

Untuk melakukan audit website ini, coba pergi ke homepage Anda dan lihat menu navigasinya. Lalu, Anda jawab beberapa pertanyaan ini:

  • Apakah menu navigasi sudah mengarah ke berbagai halaman penting di website Anda?
  • Apakah menu navigasi tersebut dipenuhi dengan hal-hal yang tak penting?
  • Apakah menu navigasi sudah memudahkan pengunjung untuk menghubungi Anda?

Jika ada salah satu jawaban “tidak,” berarti saatnya untuk merombak menu navigasi Anda. 

Tak perlu panik! Kami sudah menuliskan artikel komplit mengenai navigasi website di → Cara Membuat Menu di WordPress dengan Sub Menu dan Cara Membuat Breadcrumb di WordPress dan Fungsinya

3. Pastikan Website Anda Mobile Friendly

Hampir 52% netizen menggunakan perangkat mobile untuk mengakses internet. Dengan kata lain, jika website tidak ramah terhadap perangkat mobile, Anda bisa kehilangan hingga separuh trafik potensial. 

Nah, Anda bisa mengecek apakah website sudah mobile friendly dengan tools Mobile-Friendly Test dari Google. Anda tinggal masukkan saja alamat website dan tunggu beberapa detik.

contoh website yang mobile friendly dalam website audit

Jika Anda mendapatkan hasil seperti gambar di atas, berarti website Anda sudah mobile friendly. Selamat! Anda tak perlu melakukan website audit lebih lanjut. 

Namun jika belum, kami sarankan Anda segera mengoptimasinya dengan mengikuti panduannya di → Cara Membuat Website Mobile Friendly dalam 11 Langkah

4. Cek robots.txt dan Sitemap XML

ilustrasi cek robots.txt dan sitemap xml pada audit website

Robots.txt adalah file yang berfungsi untuk memberitahu Google mengenai halaman mana yang perlu dan tidak perlu diindeks. 

Baca juga:   Ini Dia 10+ Cara Mendesain Website Terbaik

Sedangkan, sitemap XML adalah file yang berisi daftar halaman website Anda sehingga Google bisa lebih mudah memahami strukturnya.

Bisa dikatakan, robots.txt dan sitemap adalah dua file yang wajib ada di setiap website. Kenapa? 

Seperti yang sudah kami jelaskan di → 9+ Cara Mudah Agar Website Cepat Diindeks Google, kedua file tersebut bisa mempercepat website Anda masuk ke index Google. Sehingga website Anda bisa muncul di hasil pencarian saat pengguna mencarinya.

Jika baru pertama mendengar kedua nama file ini, kami sarankan Anda membaca artikel → Cara Setting Robot TXT di WordPress dan Cara Membuat Sitemap di WordPress

5. Pastikan Anda Menggunakan HTTPS

“S” dalam HTTPS adalah singkatan dari secure yang berarti aman. HTTPS meng-enkripsi pertukaran data antara website Anda dengan pengunjung menggunakan teknologi bernama SSL. 

Hasilnya, oknum yang nakal tak akan bisa ikut campur dalam proses transfer data. Dengan kata lain, HTTPS mencegah hacker mencuri data atau menyuntikkan virus berbahaya di data Anda. Ngeri!

Baca juga: Perbedaan HTTP dan HTTPS Lengkap dengan Fungsinya

Website yang sudah menggunakan HTTPS URL-nya akan menjadi https:// alih-alih hanya http:// biasa. Selain itu, akan muncul ikon gembok di samping kolom URL browser Anda seperti ini:

Jika website belum menggunakan HTTPS, berarti Anda wajib menginstall SSL terlebih dahulu. 

SSL dengan keamanan maksimal mengharuskan Anda untuk mengeluarkan sedikit uang. Berapa? Hanya Rp 115 ribu/tahun, lho! Berminat? Langsung saja Anda klik tombol di bawah ini.

Bagaimana kalau Anda tak ingin mengeluarkan uang untuk SSL? Tak perlu khawatir! 

Ada juga SSL gratis yang bisa Anda pakai. Namun, tentu saja tingkat keamanannya tak sebaik SSL berbayar. Jika Anda tertarik, kunjungi saja artikel → SSL Gratis: Ini Cara Mendapatkannya!

6. Cek Kecepatan Website

ilustrasi cek kecepatan pada website audit

Tempo hari, Google mengungkapkan fakta mengejutkan: 53% pengunjung akan meninggalkan website yang tak kunjung terbuka dalam tiga detik. 

Artinya, website harus ngebut bak Valentino Rossi agar separuh pengunjung Anda tidak pergi.

Anda bisa mengecek kecepatan website dengan tools dari Google bernama PageSpeed Insights

Jika website mendapatkan nilai di bawah 90, berarti Anda harus segera mengoptimasi kecepatannya. Bagaimana caranya? Anda bisa mengikuti panduan kami di → Cara Mempercepat Loading yang Super Efektif!

Baca juga: Cek Kecepatan Website Anda dengan 10 Tools Gratis Ini!

7. Cek Kualitas Konten

Setiap konten yang ada di website Anda haruslah berkualitas dan membantu pengunjung. Entah itu artikel di blog atau halaman “Tentang Kami” sekalipun. 

Maka dari itu, saat melakukan audit website pastikan konten Anda:

  • Enak dibaca;
  • Informatif;
  • Tidak ada typo;
  • Mudah dipahami;
  • Tidak terlalu banyak dipenuhi dengan teks panjang (pisahkan menjadi paragraf-paragraf kecil);
  • Bukan sekedar duplikat dari halaman lain.

Kami sarankan Anda membaca → Cara Menulis Artikel SEO Friendly untuk Website dan Blog. 

Di sana kami membahas dengan lengkap cara menulis artikel yang tak hanya berkualitas, tapi juga SEO friendly. Sehingga konten buatan Anda juga bisa berada di posisi puncak Google. 

Seperti namanya, broken link adalah link rusak di website Anda yang tidak bisa diakses. 

Baca juga:   Anda Pelanggan Baru Niagahoster? Ini 25 Fitur yang Tidak Boleh Terlewat

Sementara error 404 adalah HTTP status code yang menunjukkan kalau halaman yang diminta pengunjung itu tidak ada di server. 

Entah karena sudah dihapus atau karena pemilik website typo saat memasukkan link.

Tips SEO untuk Meningkatkan Pengunjung Website WordPress Anda

Bisa dikatakan, broken link dan halaman 404 adalah mimpi buruk bagi sebuah website. Bagaimana tidak? 

Keberadaan mereka menurunkan reputasi website dan membuat rangking Anda di Google turun. Bahkan, 88% pengunjung tak akan kembali ke website tersebut ketika mendapati error 404, lho!

Untungnya, walaupun terdengar seperti masalah besar, broken link dan error 404 ini bisa Anda perbaiki dengan mudah. 

Anda tinggal ikuti saja panduannya di → Cara Cepat Mengatasi Broken Link di WordPress dan 3 Cara Mengatasi Error 404 Not Found di WordPress

9. Cek Meta Title dan Meta Description

Meta title adalah judul halaman Anda yang muncul di hasil pencarian Google. Sementara meta description adalah rangkuman singkat konten di hasil pencarian yang posisinya tepat di bawah meta title.

Nah, setiap halaman website Anda haruslah memiliki meta title dan meta description yang baik dan benar. Kenapa? Ada beberapa alasannya:

  • Memudahkan Google untuk mengindeks website Anda;
  • Menarik lebih banyak trafik karena menunjukkan apa yang dicari pengunjung;
  • Mempromosikan konten di media sosial karena meta description juga muncul saat ada yang membagikannya.

Penting sekali, bukan? Jika selama ini Anda belum pernah mengutak-atik meta title atau meta description, tak perlu khawatir. 

Anda bisa mengikuti panduan yang sudah kami tulis di → Cara Menambahkan Meta Title, Keyword, dan Description di WordPress

10. Pastikan Sudah Menggunakan Keyword yang Tepat

ilustrasi menggunakan keyword yang tepat pada website audit

Memang tidak semua halaman di website Anda harus dioptimasi SEO-nya. Misalnya, halaman “Tentang Kami” atau “Hubungi Kami.” 

Namun, beberapa halaman lain wajib hukumnya untuk dioptimasi sehingga Anda harus menggunakan keyword yang tepat.

Bagaimana keyword yang tepat itu?” Pertanyaan bagus! Sayangnya, kami tak bisa menjawabnya di sini karena penjelasannya cukup panjang. 

Oleh karena itu, kami sudah menuliskan artikel terpisah di → 9 Cara Riset Keyword Akurat untuk Blog dan Website

Lakukan Audit Website Sekarang Juga!

Bagaimana? Ternyata cara audit website di atas tidak sulit, kan? 

Walaupun mudah untuk dilakukan, tapi manfaatnya tak bisa dipandang sebelah mata. Mulai dari trafik yang meningkat, hingga efek positif kepada SEO Anda.

Dengan melakukan audit website, Anda memastikan bahwa website berfungsi dengan optimal sehingga bisa mengeluarkan semua potensinya. Kan sia-sia saja sudah repot-repot membuat website tapi performanya loyo. 

Sekarang, Anda bisa bernafas lega karena pengunjung lebih betah dan performa SEO website juga akan membaik.

Namun, audit website saja masih kurang jika Anda benar-benar berniat mendapatkan #1 di Google, lho. Sebab, cara di atas hanya memperbaiki beberapa aspek-aspek kecil dari SEO saja. 

Masih ada banyak aspek lain yang harus Anda optimasi agar bisa bersaing di puncak Google. Apa saja aspek-aspek tersebut?

Anda bisa menemukannya dengan mendownload ebook gratis di bawah ini:

Kami harap artikel ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan tak perlu sungkan untuk meninggalkannya di kolom komentar di bawah. 

Semoga audit website Anda berjalan dengan lancar, ya!



Source link

Author

admin

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *