Jakarta, Alkindyweb.com – Pandemi covid-19 yang telah menyebar ke seluruh dunia sejak awal 2020, telah mengubah selera konsumen di kawasan Asia Pasifik dalam memilih smartphone.
Kajian lembaga riset terkemuka, GfK menunjukkan penjualan smartphone pada paruh pertama 2020 di sejumlah negara Asia Pasifik, didominasi model entry level dari segmen low hingga mid-range , namun menawarkan fitur bernilai dengan harga yang lebih terjangkau.
Rentang harga dominan di pasar negara berkembang di kawasan ini berkisar USD 100 – 200. Segmen ini menyumbang 56 persen dari total pangsa pasar. Namun perubahan nyata terlihat di pasar negara maju di kawasan Asia Pasifik, dari harga sebelumnya USD> 800 menjadi USD 400-600.
Secara keseluruhan, pasar smartphone di Asia Pasifik tertekan karena meluasnya wabah corona. Pada Januari hingga Juli 2020, nilai pasar smartphone menyusut hingga 20% hanya USD119 miliar, hampir USD30 miliar lebih rendah dari periode yang sama pada tahun 2019. Secara keseluruhan, konsumen di kawasan ini hanya membeli sekitar 329 juta smartphone, atau 97 juta unit lebih sedikit dibandingkan 2019.
Menurut kajian GfK Point of Sales Tracking, Taiwan adalah satu-satunya pasar yang masih menghasilkan pertumbuhan marjinal (1%), sementara 15 pasar lainnya melaporkan penurunan yang cukup dalam.
Penurunan satu digit terlihat di Indonesia (-4%) dan Thailand (-7%). Sementara penurunan dua digit terjadi di India dan Singapura (keduanya -42%).
Sebagai negara pertama yang terkena pandemi, pasar ponsel cerdas Tiongkok berhasil pulih lebih cepat jika dibandingkan dengan pasar utama lainnya di kawasan ini. Penjualan keseluruhan di China turun sebesar -15 persen, dibandingkan dengan Korea (-17%), dan Jepang (-33%).
“Pasar ponsel cerdas di kawasan ini terpukul paling parah pada kuartal kedua ketika banyak negara menerapkan kebijakan lockdown. Hal ini memunculkan tren baru serta perubahan yang sesuai dalam permintaan konsumen untuk smartphone tahan lama, ”kata Alexander Dehmel, Market Insights Lead APAC di GfK.
“Berdasarkan berbagai kategori yang dilacak GfK, konsumen mulai membeli lebih banyak produk yang mendukung persyaratan WFH (kerja, memasak, hiburan), menjauh dari gadget yang terkait dengan mobilitas seperti smartphone dan perangkat yang dapat dikenakan.”
Meski melesu karena wabah corona, Gfk berharap pasar smartphone global dapat kembali pulih pada kuartal akhir 2020 hingga 2021, dengan asumsi situasi Covid-19 membaik dan tetap terkendali di masing-masing negara.
“Pasar ponsel cerdas di kawasan ini dapat kembali ke jalur pertumbuhan pada paruh kedua 2021. Sebagian besar didorong oleh perangkat 5G yang akan secara progresif diluncurkan ke pasar-pasar utama 5G dengan harga yang lebih terjangkau sehingga menjangkau pasar massal,” pungkas Alexander Dehmel.
Sebelumnya, lembaga riset IDC, juga menyimpulkan bahwa pasar smartphone di seluruh dunia bisa bangkit 9% YoY di 2021 usai penurunan besar pada 2020.
Menurut laporan IDC, smartphone 4G kelas bawah hingga menengah menjalankan peran penting dalam pemulihan pasar smartphone, karena mendominasi hingga 80% penetrasi pasar.