Jakarta, Alkindyweb.com – Sebelumnya kabar bahwa Aplikasi Muslim Pro menjual data-data pribadi penggunanya ke militer Amerika Serikat (AS) santer terdengar. Kabar itu langsung mendapat kecaman dari umat muslim di Dunia, terhadap aplikasi yang sudah diunduh sebanyak 95 juta kali di 200 negara tersebut.
Dalam pernyataan terbarunya yang dikutip dari website resminya, Muslim Pro secara terbuka membantah keras soal laporan media yang beredar saat ini, soal isu penjualan data tersebut dan mengklaim bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus melindungi dan mengamankan privasi pengguna.
Dalam pernyataanya itu, data yang dikumpulkan Muslim Pro sepenuhnya murni untuk meningkatkan layanan, mendukung riset lebih mendalam, serta mengembangkan aplikasi.
“Data ini juga digunakan untuk menganalisa agar kami bisa memahami kebiasaan pengguna, dan meningkatkan fungsi layanan secara menyeluruh. Data lokasi digunakan untuk menghitung ketepatan waktu salat, arah Kiblat, dan juga fitur lainnya. Tindakan tersebut juga dilakukan untuk membantu merencanakan dan merancang berbagai fitur,” jelasnya dalam keteranganya, Jumat (20/11).
Baca juga: 98 Juta Data Muslim Pro Dijual Ke Militer AS?
Komitmen untuk melindungi data privasi pengguna, diakui Muslim Pro sangat serius mengacu pada undang-undang dan peraturan privasi data global seperti GDPR dan CCPA.
“Kami juga selalu menerapkan langkah-langkah pengamanan standar industri untuk memastikan seluruh data terjaga dan aman. Kami juga akan terus memastikan keamanan data, termasuk melalui audit oleh para pakar dari pihak ketiga yang independent,” terangnya.
Terkait soal berbagi data oleh mitra, Muslim Pro menilai sebatas demi mengembangkan aplikasi, sehingga perlu berkolaborasi dengan mitra-mitra teknologi terpilih agar dapat terus memberikan layanan terbaik bagi para pengguna dan mengembangkan kualitas aplikasi.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak ketiga terpilih dalam industri ini, termasuk sosial media, analisis data, dan mitra periklanan yang secara umum membantu mengembangkan produk dan layanan kami tentunya semua dilakukan dengan izin dari para pengguna,” paparnya.
Kemudian dalam pengelolaan data, Muslim Pro menjelaskan hanya dibagi kepada para mitra, untuk digunakan untuk tujuan umum seperti periklanan, di mana ini adalah sumber pemasukan utama.
“Dalam kondisi apapun kami tidak berbagi informasi pribadi sensitif para pengguna, seperti halnya nama, nomor telepon, atau email. Data yang dibagi bersama para mitra adalah data anonim, yang berarti data tersebut bukanlah data yang terkait dengan individu tertentu,” tegas mereka.