Alkindyweb.com – Budaya berbasis bukti sangat penting untuk perusahaan yang mengutamakan digital. Pada tahun 2026, IDC memprediksi 20% organisasi akan menggunakan wawasan berbasis AI/ML dalam hal pengambilan keputusan.
Hal itu diungkap dalam 10 Prediksi IDC untuk ICT 2022. Pada tahun 2025, IDC juga memprediksi akan terjadi ledakan 6X pada beban kerja dengan ketergantungan tinggi.
“Kita akan melihat semakin banyak perusahaan yang berorientasi masa depan di ASEAN akan menjalin kerja sama dan berkolaborasi dengan pemain lainnya pada ekosistem untuk mendapatkan keuntungan dengan cara berbagi data, aplikasi dan melakukan inisiatif perubahan pada proses operasional organisasi,” ujar Dharmaraj Sivalingam, Senior Research Manager, IDC ASEAN.
“Hal ini akan membawa organisasi untuk melahirkan produk dan layanan yang inovatif serta memberikan pengalaman berinteraksi yang lebih baik bagi pelanggan mereka,” imbuhnya.
Baca Juga: IDC Proyeksikan Pengiriman Smartphone Global Tumbuh 5,3% di 2021
Berikut 10 prediksi terbaik IDC untuk ICT dan bisnis yang akan membentuk cara organisasi dan industri di ASEAN beroperasi di dunia yang mengutamakan digital:
1. Digital menjadi populer
Pada tahun 2023, 1 dari 3 perusahaan akan mendapatkan lebih dari 15% pendapatan mereka dari produk dan layanan digital, persentase ini meningkat dari hanya 1 dari 6 perusahaan di tahun 2020.
2. Pentingnya keragaman
Pada tahun 2025, 55% dari produk inovatif digital yang sukses akan dibangun oleh tim yang terdiri dari orang-orang dengan keterampilan beragam, yaitu ketrampilan kreatif, berpikir secara kritis, analisis, dan otomatisasi, juga ahli pemrograman perangkat lunak.
3. Pentingnya kepercayaan
Pada tahun 2023, 35% organisasi akan mengalokasikan setengah dari anggaran keamanan mereka untuk menciptakan ekosistem/platform lintas teknologi yang dirancang untuk penggunaan secara cepat dan kemampuan keamanan terpadu untuk mendorong inovasi yang lebih cepat dan sesuai.
4. Pentingnya ekosistem
Pada tahun 2026, rata-rata 30% dari pendapatan 500 perusahaan teratas di ASEAN berasal dari ekosistem industri yang menggunakan data bersama, aplikasi, & inisiatif perubahan pada proses operasional organisasi yang dilakukan dengan mitra, entitas pada industri, dan jaringan bisnis.
5. Mengukur dengan model digital
Dari tahun 2021 hingga 2027, jumlah aset fisik dan proses yang baru dibuat modelnya dalam bentuk digital twin akan meningkat dari hanya 2% menjadi 24%, hal ini akan mengakibatkan optimalisasi pada kinerja operasional.
Baca Juga: IDC: Top 5 Indonesia, Pengiriman Smartphone Capai 10,6 Juta Unit Q2-2021
6. Mengukur dengan pengetahuan
25% perusahaan besar akan melihat peningkatan sebesar 20% dalam penggunaan informasi di tahun 2026 yang dihasilkan dari investasi pada jaringan pengetahuan cerdas yang mengubah data terstruktur/tidak terstruktur menjadi informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
7. Budaya berbasis bukti sangat penting untuk perusahaan yang mengutamakan digital
Pada tahun 2026, 20% organisasi akan menggunakan bentuk ekonomi perilaku dan wawasan berbasis AI/ML untuk mendorong peningkatan sampai dengan 60% dalam hal pengambilan keputusan yang sesuai oleh karyawan dan dapat memberikan hasil akhir seperti yang diharapkan.
8. Infrastruktur digital adalah inti dari perusahaan berorientasi masa depan
Pada tahun 2025, akan terjadi ledakan 6X pada beban kerja dengan ketergantungan tinggi, yang akan menyebabkan 65% dari 500 perusahaan teratas di ASEAN akan menggunakan kerangka kerja tata kelola arsitektur yang konsisten untuk memastikan pembuatan laporan dan audit infrastruktur yang sesuai.
9. Nilai bisnis dari jaringan
Pada tahun 2022, lebih dari 50% organisasi akan memprioritaskan ketahanan konektivitas untuk memastikan kelangsungan bisnis mereka, hal ini akan menghasilkan interaksi tanpa gangguan melalui media digital dengan konsumen, karyawan dan mitra.
10. Nilai bisnis dari TI
Pada tahun 2024, perusahaan yang mengutamakan digital akan dapat memberikan pengalaman pelanggan yang empatik dan model operasi yang tangguh dengan cara mengalihkan 50% dari semua pengeluaran teknologi dan layanan ke model as-a-service dan berpusat pada hasil.
Managing Director IDC ASEAN Sudev Bangah mengatakan teknologi adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu mereka meraih tujuan, dan apa yang akan mereka lakukan dengan teknologi akan memperlihatkan hasilnya dalam 12–60 bulan mendatang.
“Dengan lebih dari 85% perusahaan di ASEAN memilih untuk mendorong atau mempercepat inisiatif digital transformasi mereka, teknologi akan menjadi kompas yang akan menunjukkan kesuksesan atau kegagalan organisasi dalam mengatasi tantangan di dunia yang mengutamakan digital saat ini,” tutup Sudev.
Baca Juga: IDC: PJJ Dorong Pertumbuhan Smartphone Low-End di Indonesia