Teknologi


Jakarta, Alkindyweb.com – Chairman Huawei mengakui bahwa sanksi AS telah mencekik bisnis ponsel cerdasnya, namun perusahaan tidak akan menyerah dan berencana untuk akhirnya kembali ke “takhta” industri.

Seperti diketahui pada 2019, mantan Presiden AS Donald Trump menuduh Huawei sebagai ancaman bagi keamanan nasional, memasukkannya ke dalam daftar hitam ekspor dan melarangnya mengakses teknologi penting yang berasal dari AS, Pembatasan tersebut sangat memengaruhi kemampuan vendor asal Shenzhen itu, dalam untuk merancang chip dan komponen sumbernya sendiri dari vendor luar.

“Semua orang tahu bahwa chip ponsel membutuhkan teknologi canggih dalam ukuran kecil dengan konsumsi daya rendah. Huawei dapat mendesainnya, tetapi tidak ada yang dapat membantu kami membuatnya. Kami terjebak (akibat sanksi itu),” kata Ketua Huawei Guo Ping seperti dikutip dalam transkrip tanya jawab baru-baru ini dengan staf, seperti dilaporkan oleh Reuters.

Baca juga:   Netflix Uji Fitur Pengatur Tidur di Android

Guo menambahkan, bagaimanapun, bahwa masalah itu dapat dipecahkan.

“Huawei akan terus eksis di bidang ponsel dan dengan kemajuan berkelanjutan dalam produksi chip, tahta smartphone pada akhirnya akan kembali,” katanya.

Huawei, yang pernah menjadi vendor ponsel pintar terbesar di dunia, keluar dari peringkat lima penjual teratas China pada kuartal terakhir, pertama kali dalam lebih dari tujuh tahun, menurut perusahaan riset Canalys.

Pada November tahun lali, Huawei terpaksa menjual merek smartphone kelas bawah Honor – sebuah langkah yang bertujuan untuk menjaga bisnis tetap hidup. Pendapatan Huawei anjlok 29% pada paruh pertama tahun ini, penurunan terbesar yang pernah ada, dengan pendapatan dari kelompok bisnis konsumennya yang mencakup smartphone, turun 47% menjadi 135,7 miliar yuan ($21 miliar).

Baca juga:   Telkomsel Pulihkan Jaringan Telekomunikasi di Majene dan Mamuju

Meski bisnis ponsel yang digelutinya tengah tertatih-tatih, namun Huawei tetap konsisten meluncurkan seri unggulan baru. Vendor yang mengusung logo mirip bunga merah menyala itu, telah meluncurkan P50 Series pada 29 Juli 2021. Seperti generasi sebelumnya, P50 Series berfokus pada digital imaging. Keunggulan dalam teknologi kamera telah membuat vendor berada di posisi terdepan dalam persaingan pasar smartphone dunia.

Di sisi lain merosotnya kinerja Huawei, memberi keuntungan bagi Xiaomi. Untuk kali pertama, Xiaomi mampu menempatkan diri sebagai vendor terbesar kedua di dunia berdasarkan pengiriman handset pada kuartal kedua 2021. Dengan pencapaian tersebut, Xiaomi kini telah melampaui Apple yang sebelumnya bertengger di posisi tersebut. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, mengingat pabrikan yang didirikan oleh Lei Jun dan Lin Bin itu, baru menapaki bisnis smartphone pada 2010.

Baca juga:   10 Smartphone Rekomendasi Pedagang, Harga Mulai Rp2 Jutaan

Menurut laporan lembaga riset tekonolgi Canalys, Xiaomi yang berbasis di Beijing mampu menggaet 17% pangsa pasar global, hanya berbeda tipis dengan Samsung yang menguasai 19%. Apple sekarang berada di urutan ketiga dengan 14% pada kuartal tersebut.

Melengkapi lima besar terdapat dua vendor yang masih “bersaudara” Oppo dan Vivo. Duet pabrikan smartphone yang dimiliki oleh BBK Electronics yang berbasis di Dongguan itu, masing-masing menggamit 10% pangsa pasar.



Sumber artikel

Author

admin

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *