Alkindyweb.com – Rabu (23/03) Duta Besar Rusia pastikan presiden Rusia Vladimir Putin bisa menghadiri KTT G20 di Indonesia akhir tahun ini.
Laporan Reuters, Amerika Serikat dan sekutu Baratnya sedang menilai apakah Rusia harus tetap berada dalam Kelompok 20 ekonomi utama setelah invasi ke Ukraina.
Tetapi setiap tawaran untuk mengecualikan Rusia kemungkinan akan diveto oleh negara lain, akan meningkatkan prospek negara yang melewatkan pertemuan G20.
Dubes Rusia di Indonesia, yang juga menjabat di G20, mengatakan bahwa Putin dikonfirmasi datang ke pulau resor Indonesia Bali untuk KTT G20 pada bulan November.
Baca Juga: Layanan Terbaru NetApp Bidik Perusahaan Percepat Transformasi Hybrid Multicloud
Ia juga memiliki pembelaan tentang potensi dikeluarkan Rusia dari G20, menjelaskah bahwa itu adalah forum untuk mbahas masalah ekonomi dan bukan krisis seperti Ukraina.
“Tentu saja pengusiran Rusia dari forum semacam ini tidak akan membantu menyelesaikan masalah ekonomi ini. Sebaliknya, tanpa Rusia akan sulit untuk melakukannya.” Tambah Vorobieva
Sejauh ini, Kemenlu Indonesia masih menolak mengomentari seruan Rusia dikeluarkan dari G20.
Vorobieva berharap Indonesia untuk tidak terombang-ambing oleh tekanan dari negara-negara Barat, karena Rusia aktif ambil bagian dalam hal tersebut.
“Kami sangat berharap pemerintah Indonesia tidak akan menyerah pada tekanan mengerikan yang sedang diterapkan tidak hanya ke Indonesia tetapi begitu banyak negara lain di dunia oleh Barat, padahal Rusia secara aktif mengambil bagian dalam semua pertemuan G20.” kata Vorobieva
Baca Juga: Invasi Rusia: Jatuhnya Rubel Kerek Penjualan Smartphone China
Deputi Gubernur Bank Sentral Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan Indonesia netral karena Rusia memiliki potensi dalam menyelesaikan masalah.
“Posisi Indonesia adalah salah satu netral dan akan menggunakan kepemimpinan G20 untuk mencoba menyelesaikan masalah lain, dengan Rusia memiliki komitmen kuat untuk hadir dan anggota lain tidak dapat melarangnya melakukan.” Ujar Dody
Seperti yang diketahui, Rusia menghadapi serangan sanksi internasional, dipimpin oleh negara-negara Barat yang bertujuan mengisolasinya dari ekonomi global.
Termasuk menutupnya dari sistem pengiriman pesan bank global SWIFT dan membatasi transaksi oleh bank sentralnya.
Selain itu beberapa perusahaan elektronik terkemuka seperti Google dan Facebook juga telah mengkonfirmasi telah memblokir Rusia.