Teknologi


Jakarta, Alkindyweb.com – India kembali melarang 43 aplikasi mobile yang terafiliasi dengan perusahaan-perusahaan China. Keputusan pelarangan itu termasuk Aliexpress, aplikasi e-commerce milik Alibaba Group. Ini adalah gelombang baru sanksi web yang ditargetkan ke China setelah ketegangan selama berbulan-bulan di antara kedua negara bertetangga di perbatasan Himalaya.

Sebanyak 43 aplikasi yang sebagian besar berasal dari China, yang juga mencakup beberapa aplikasi kencan, mengancam “kedaulatan dan integritas India”, kata Kementerian Teknologi India dalam sebuah pernyataan resmi (24/11).

Sebelumnya pada Juli lalu, India telah melarang lebih dari 170 aplikasi, dengan alasan bahwa mereka mengumpulkan dan membagikan data pengguna dan dapat menimbulkan ancaman bagi negara.

Melihat daftar tersebut, sebagian besar aplikasi layanan itu memiliki fitur: penjelajah file, pemindai dokumen, pembersih RAM, dan layanan berbagi. Tetapi platform utama dengan pembelian dalam game seperti PUBG, misalnya, tidak masuk dalam daftar.

Namun, platform oleh perusahaan-perusahaan besar Tiongkok juga tidak terkecuali, seperti aplikasi Baidu, Browser UC Alibaba, dan ekosistem aplikasi QQ Tencent.

Baca juga:   Pandemi, RedDoorz Ubah Strategi - Selular.ID

Baca juga: India Kembali Larang Aplikasi Asal China, Termasuk AliExpress!  

Seperti dilansir dari Reuters, langkah tersebut, yang oleh menteri teknologi India disebut sebagai “serangan digital”, dimulai setelah 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan China di situs perbatasan Himalaya yang disengketakan pada Juni lalu.

Kedutaan Besar China di India mengatakan pada Rabu (25/11) bahwa pihaknya “dengan tegas” menentang larangan tersebut. Namun Alibaba tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Aliexpress bukanlah pemain utama di pasar e-niaga baru India, yang dipimpin oleh Flipkart Walmart dan unit lokal Amazon. Meski demikian, Aliexpress cukup populer dengan beberapa penggemar sepeda motor dan pemilik toko kecil, yang menggunakan aplikasi itu untuk mencari barang murah.

Keputusan terhadap Aliexpress tentu saja merupakan kemunduran lain bagi Alibaba, yang merupakan investor terbesar di perusahaan teknologi keuangan India, Paytm, dan juga mendukung penjual online BigBasket. Padahal Paytm merupakan salah satu aplikasi mobile payment yang mulai mendominasi pasar.

Baca juga:   Selain BUMN, Flou Cloud Bidik UMKM

Seperti dilansir dari CNBC, Pengguna pembayaran mobile di India akan melonjak 5 kali lipat dari 16 crore saat ini menjadi 80 crore, menurut laporan oleh RedSeer Consulting. Segmen pembayaran seluler negara akan mendorong 3,5 persen dari total pembayaran digital sebesar Rs 7092 lakh crore pada FY25, naik dari 1 persen saat ini.

Didorong populasi smartphone, tarif data yang murah, dan dampak dari covid-19, segmen pembayaran pedagang (P2M) dengan cepat menjadi preferensi bagi pengecer. Saat ini Paytm mendominasi dengan pangsa pasar 50 persen diikuti oleh PhonePe dan Google Pay.

Sebelumnya anak perusahaan Alibaba, UC Web, memberhentikan stafnya di India, setelah New Delhi pertama kali melarang 59 aplikasi selular asal China yang mencakup browser UC Web dan dua produk lainnya.

Raksasa teknologi China itu juga terpaksa menunda rencananya untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan India menyusul ketegangan perbatasan antara kedua negara bersenjata nuklir itu, Reuters sebelumnya melaporkan.

Baca juga:   Investor Pertama GoJek, Kini Komisaris Indosat Ooredoo

Banyaknya larangan aplikasi di India juga telah mengguncang ambisi raksasa teknologi China lainnya, seperti Bytedance dan Tencent. Kedua raksasa itu, berusaha menguasai pasar di negara-negara Asia Selatan, sekaligus mencoba mengurangi pengaruh Beijing pada ekonomi internet yang sedang berkembang.

Bagi Bytedance, induk layanan video pendek TikTok, aksi larangan membuat mereka kehilangan pasar internasional terbesarnya dengan lebih dari 100 juta pengguna. Sebelum diblokir, TikTok telah menjadi platform bagi orang India dari segala usia dan kelas — mulai dari polisi, anak-anak muda, hingga ibu rumah tangga — yang menari, bernyanyi, dan tampil untuk pengikut mereka. Aplikasi ini telah mengubah banyak orang India menjadi bintang media sosial secara instan.

Di antara produsen smartphone, Xiaomi adalah satu-satunya perusahaan dengan aplikasinya dilarang, yakni Mi Community. Huawei tidak dilarang, kendati perusahaan mengalami masalah besar dengan pemerintah AS terkait keamanan.



Sumber artikel

Author

admin

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Tim support kami di sini untuk menjawab pertanyaanmu. Tanyakan apa saja pada kami!
? Halo... ada yg bisa kami bantu?