Adanya web cache memungkinkan loading website bisa lebih cepat. Jadi, Anda bisa menarik banyak pengunjung sekaligus membuat mereka betah di website Anda.
Namun, tahukah Anda apa itu web cache?
Tenang, di artikel ini, Anda akan mengetahui pengertian cache dan jenis-jenisnya. Tak ketinggalan, Anda juga akan belajar cara mengaktifkan web cache dengan beberapa langkah mudah.
Pengertian Cache
Apa itu web cache? Pada dasarnya, web cache adalah penyimpanan sementara data website agar mudah menampilkannya kembali saat ada permintaan berikutnya. Data tersebut dapat disimpan baik di server maupun browser.
Nah, bagaimana cara kerja web cache? Untuk memahaminya, Anda harus memahami hal-hal yang terjadi saat website diakses tanpa menggunakan cache:
- Setelah Anda mengetikkan URL, browser meminta server website untuk mengirimkan file-file halaman yang ingin Anda akses. Proses ini dinamakan HTTP request.
- Setelah itu, server mencari dan mengirimkan semua file yang dibutuhkan untuk dimuat di browser.
- Setiap file yang diminta dihitung sebagai satu request. Jadi, semakin banyak file yang dibutuhkan untuk halaman website, semakin banyak request yang diproses server. Tentunya ini akan membebani server. Apalagi jika ada banyak yang mengakses halaman tadi secara bersamaan.
Sebaliknya, jika server dari website tadi menggunakan sistem cache, prosesnya akan sedikit berbeda:
- Server akan menyimpan file-file tadi dalam satu file HTML.
- Setiap ada request, file ini akan dikirimkan ke browser.
- Karena file yang dikirimkan ke browser hanya satu, beban yang dihadapi server akan berkurang. Selain itu, kecepatan server dalam merespon request meningkat.
Perlu diingat juga bahwa browser juga memiliki sistem cache. File-file website yang dikirimkan server juga disimpan oleh browser di penyimpanan sementara. Oleh karena itu, ketika ada permintaan halaman website yang sama, browser bisa menampilkan data dari cache. Dengan demikian, tak perlu lagi selalu menghubungi server sehingga loading menjadi lebih cepat.
Apakah penjelasan di atas masih terlalu teknis? Jika ya, mari gunakan perumpamaan berikut:
Bayangkan jika Anda seorang mahasiswa dan ingin menanyakan hasil ujian ke dosen. Di saat sama, mahasiswa lain juga melakukan hal serupa. Apa yang terjadi? Semua mahasiswa harus mengantri mendapatkan jawaban dan dosen pun kerepotan menjawab satu per satu.
Akhirnya, dosen memiliki ide untuk membuat daftar nilai ujian dan menempelkannya di papan pengumuman. Dengan cara itu, mahasiswa cukup melihat pada pengumuman untuk mengetahui nilai mereka.
Pada perumpamaan tersebut, dosen adalah server, papan pengumuman adalah cache, dan mahasiswa adalah pengunjung website. Bagaimana, sudah lebih jelas kan?
Manfaat Web Cache
Setelah membaca perumpamaan tadi, Anda pasti sudah paham dengan manfaat web cache secara umum, bukan? Nah, web cache juga memiliki beberapa manfaat lainnya, yaitu:
1. Meningkatkan Kecepatan Website
Website yang lambat mudah membuat orang pergi karena lelah menunggu. Hal ini disebutkan dalam sebuah riset yang menunjukkan bahwa 53 persen pengunjung akan meninggalkan website jika loadingnya lebih dari tiga detik.
Bisa dibayangkan jika itu terjadi pada website bisnis Anda. Tentu kehilangan banyak pengunjung akan menyebabkan kerugian besar, bukan?
Untungnya, dampak negatif di atas dapat dihindari dengan mengaktifkan web cache. Meski demikian, tetap harus didukung dengan berbagai upaya optimasi lainnya.
Baca Juga: Website Lambat? Pahami Sebab & Solusinya Agar bisnis Selamat!
2. Meringankan Kinerja Server
Kinerja server tentu memiliki keterbatasan. Jika dipaksa bekerja terlalu berat terus-menerus, server bisa down. Akibatnya, website Anda menjadi tidak dapat diakses.
Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan web cache. Seperti dijelaskan sebelumnya, karena tidak perlu melakukan proses sama berulang kali, beban server bisa berkurang. Dengan kata lain, web cache dapat menjaga stabilitas kinerja server.
3. Menghemat Memori Server
Web cache juga bermanfaat untuk menghemat memori server. Maksudnya, layanan web hosting yang Anda gunakan tentu memiliki ketentuan kapasitas penyimpanan, bandwidth, dan memori (RAM). Nah, itulah yang digunakan untuk memproses permintaan di server.
Dengan adanya cache, tidak semua permintaan harus diproses oleh server karena cukup dilayani oleh cache. Maka, memori yang tersisa jadi lebih banyak sehingga dapat digunakan untuk menangani permintaan yang lain.
Baca Juga: 20 Cara Jitu Meningkatkan Traffic Website Hingga 2x Lipat
4. Meningkatkan User Experience Website
Kecepatan website merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi user experience (UX) atau pengalaman pengunjung. Nah, berkat web cache, loading website yang cepat mampu membuat user experience pengunjung menjadi lebih baik.
5. Website Lebih Mudah Muncul di Pencarian Google
Web cache juga bisa membantu upaya SEO, baik di desktop maupun mobile. Kenapa demikian? Ketika website Anda cepat, akan diprioritaskan untuk muncul di halaman pencarian. Dengan demikian, akan semakin banyak pengunjung datang ke website Anda.
Baca Juga: 10+ Cara Agar Website Tampil di Halaman Pertama Google
Jenis-Jenis Cache yang Berhubungan dengan Website
Manfaat di atas bisa Anda dapatkan dari berbagai jenis cache. Apa saja jenisnya? Mari, simak daftarnya di bawah ini:
1. Browser Cache
Saat Anda mengakses website, sebagian besar file disimpan oleh browser. Kumpulan file ini dinamakan browser cache.
Nah, ketika Anda mengakses halaman website yang sama, browser cukup menyajikan cache tersebut. Hal ini akan mempercepat loading halaman website karena tak perlu menunggu respon server lagi.
Karena disimpan di browser, jenis cache ini dapat Anda hapus melalui pengaturan browser. Biasanya, ini dilakukan untuk:
- Menambah sisa kapasitas penyimpanan perangkat agar bisa menyimpan file baru.
- Menampilkan versi terkini dari halaman website yang telah di-update jika cache masih memiliki versi lama.
Jika Anda pemilik website, Anda juga dapat mengatur durasi penyimpanan cache di browser dengan add expires header. Dengan pengaturan tersebut, website akan memberitahu browser untuk menghapus cache sesuai ketentuan yang diberikan.
Baca Juga: Cara Membersihkan Cache di Chrome Tanpa Ribet
2. Server Cache
Sesuai namanya, server cache adalah jenis cache website yang disimpan di server. Jadi, server website telah memiliki cache halaman-halamannya agar dapat dikirimkan ke browser pengunjung secara lebih cepat.
Server cache sendiri sebenarnya juga ada beberapa jenis, yaitu:
- Full-page cache — Jenis cache ini berisi semua data yang dapat di-cache dari halaman website, termasuk gambar, file HTML, stylesheet dan JavaScript. Jika website sering menerima banyak pengunjung, Anda direkomendasikan untuk menggunakan full-page cache.
- Object cache — Object cache hanya menyimpan satu jenis data yang ada di suatu halaman website. Database atau gambar saja, misalnya. Meski demikian, fungsi object cache tidak hanya terpaku pada satu halaman. Halaman lain yang memiliki data atau konten yang sama juga dapat memanfaatkan object cache yang ada. Oleh karena itu, jenis cache ini berguna apabila ada data atau file berukuran besar yang dijalankan di beberapa halaman sekaligus.
- Fragment cache — Jenis cache ini berfungsi seperti object cache. Bedanya, fragment cache digunakan untuk satu halaman saja.
- Opcode cache — Opcode cache menyimpan file-file PHP yang digunakan website. Dengannya, eksekusi file-file tersebut dapat dipercepat ketika website diakses.
- CDN cache — CDN cache hanya dapat digunakan setelah Anda mengintegrasikan website dengan layanan content delivery network (CDN). Kinerjanya sama seperti full-page cache. Namun, cache disimpan di server milik layanan CDN yang ada di berbagai negara. Ketika pengunjung mengakses website Anda, server terdekat akan mengirimkan cache tersebut. Oleh karena itu, CDN cache cocok bagi website yang target pengunjungnya internasional.
Nah, pembicaraan tentang server cache tidak terlepas dari jenis server website yang digunakan. Saat ini, Anda dapat menemukan berbagai server website, Apache dan NGINX adalah dua di antaranya.
Meski demikian, setiap jenis server website mendukung jenis cache yang berbeda. Apabila Anda ingin bisa menggunakan semua jenis cache, LiteSpeed Web Server adalah opsinya.
LiteSpeed Memcached: Teknologi Web Cache Terbaru, Tercepat, dan Paling Optimal
LiteSpeed Web Server tidak hanya mendukung semua jenis cache tadi. Ia juga menawarkan sistem caching tersendiri, yaitu LiteSpeed Memcached. Fitur ini merupakan teknologi object cache terbaru dari LiteSpeed yang terfokus pada cache database.
Dengan adanya cache ini, query database (proses yang dilakukan server untuk mencari data yang dibutuhkan halaman website) akan lebih lancar. Digabungkan dengan kinerja LiteSpeed Web Server yang super cepat , loading website akan semakin lancar.
Keunggulan LiteSpeed Memcached tidak berhenti di situ. Masih ada tiga alasan lainnya kenapa Anda patut menggunakan fitur terbaru server LiteSpeed ini, yaitu:
- Pengelolaan cache mudah — Cache database yang dibuat oleh LiteSpeed Memcached merupakan persistent data. Artinya, Anda memiliki kuasa penuh untuk memodifikasi cache tersebut. Dengan demikian, Anda dapat memperbarui database yang di-cache agar pengunjung dapat selalu melihat konten terbaru di halaman website.
- Cache selalu tersedia walau server sedang bermasalah — LiteSpeed Memcached dirancang untuk bekerja di environment hosting dengan beberapa server seperti Cloud Hosting. Oleh karena itu, cache database juga direplikasi ke semua server Anda. Ini memungkinkannya untuk tetap bekerja ketika ada server yang bermasalah.
- Dapat Mendistribusikan Memori — LiteSpeed Memcached tidak hanya mengaktifkan object cache. Sistem ini juga memonitor penggunaan memori virtual yang ada di server-server Anda. Jika ada yang memorinya kurang, ia akan membagi memori dari server yang lebih mumpuni ke server tersebut. Artinya, kinerja semua server Anda akan lebih optimal.
Lalu, bagaimana cara mendapatkan LiteSpeed Web Server agar bisa menggunakan LiteSpeed Memcached? Kabar baiknya, Anda tidak perlu membelinya langsung dari LiteSpeed. Di Niagahoster, semua paket Cloud Hosting sudah menggunakan server LiteSpeed!
Cara Mengaktifkan LiteSpeed Memcached
Jika sudah menggunakan paket Cloud Hosting Niagahoster, Anda tinggal mengaktifkan LiteSpeed Memcache. Mau tahu caranya? Ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Akses cPanel
Untuk mengakses cPanel, Anda tinggal mengetikkan domain Anda di address bar browser dan tambahkan /cpanel di belakangnya. websiteku.com/cpanel, contohnya.
Setelah halaman login cPanel muncul, masukkan username dan password Anda. Login credentials ini dicantumkan di email tanda bukti pembelian paket hosting Anda. Apabila Anda tidak dapat menemukannya, hubungi Customer Success Niagahoster kapan saja.
Niagahoster juga menyediakan cara alternatif untuk mengakses dasbor cPanel. Anda tinggal login ke Member Area Niagahoster dan klik Kelola Hosting.
Kemudian, pilih tab cPanel dan klik ikon cPanel seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Dengan mengklik tombol tersebut, Anda akan langsung dibawa ke dasbor cPanel tanpa login. Mudah, bukan?
2. Buka LiteSpeed Memcached User Manager
Temukan menu LSMCD User Manager di dasbor cPanel. Agar lebih mudah, Anda juga dapat mengetikkannya di search bar. Jika sudah, klik untuk mengaksesnya.
3. Ganti Password LiteSpeed Memcached
Sebelum dapat mengaktifkan LiteSpeed Memcache, Anda harus membuat password terlebih dahulu. Untuk itu, buka halaman User Management di LSMCD User Manager. Kemudian, klik tombol Change Password seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Pada kolom yang disediakan, masukkan password yang telah Anda tentukan. Klik Change Password untuk menyimpan.
Password telah berhasil Anda set jika ada pemberitahuan Password Set Successfully.
4. Aktifkan LiteSpeed Memcached
Sekarang, Anda tinggal mengaktifkan fitur Memcached di cPanel. Caranya mudah. Cari menu Select PHP Version di dasbor cPanel.
Di dalam menu ini Anda akan menemukan daftar fitur yang ditawarkan di akun hosting Anda. Klik checkbox memcached untuk mengaktifkan LiteSpeed Memcached.
Jika Anda sudah mengikuti semua langkah di atas, sekarang saatnya mengintegrasikan LiteSpeed Memcached dengan WordPress.
5. Instal Plugin LiteSpeed Cache
Anda harus menginstal plugin LiteSpeed Cache untuk mengintegrasikan LiteSpeed Memcached. Plugin WordPress ini akan mengaktifkan semua jenis cache yang tadi dibahas. Jadi, website akan lebih cepat tanpa Anda perlu repot-repot mengatur aktivasi cache-nya.
Canggihnya lagi, LiteSpeed Cache terintegrasi langsung dengan LiteSpeed Web Server. Oleh karena itu, Anda akan mendapatkan manfaat lebih jika menggunakan server LiteSpeed. Di antaranya:
- Penanganan cache terpisah antara versi desktop dan mobile website.
- Dukungan cache untuk WooCommerce dan bbPress. Dengan fitur ini, mengaktifkan cache untuk website toko online maupun forum menjadi praktis.
- Membersihkan cache secara otomatis.
Untuk menginstal LiteSpeed Cache, login ke WordPress Anda dan klik Plugin > Add New di sidebar.
Ketikkan LiteSpeed Cache di search bar, kemudian klik Install. Jangan lupa untuk klik Activate setelah plugin terinstal.
6. Konfigurasi Plugin LiteSpeed Cache
Setelah plugin terinstal dan diaktifkan, klik LiteSpeed Cache > Cache di sidebar. Ini akan membuka halaman konfigurasi LiteSpeed Cache.
Di halaman tersebut, klik tab [6] Object. Kemudian, sesuaikan konfigurasinya dengan yang tertulis di bawah ini:
- Object cache: ON
- Method: Memcache
- Host: localhost
- Port: 1121
Terakhir, scroll ke bawah pada halaman yang sama. Masukkan username Anda dan password yang sudah ditentukan. Klik Save Changes jika sudah selesai.
Apabila konfigurasi Anda berhasil, Anda akan melihat tulisan status di bawah switch object cache. Contohnya seperti berikut ini:
LiteSpeed Cache: Alternatif LiteSpeed Memcached yang Tidak Kalah Tangguh
Bagi Anda yang menggunakan paket Unlimited Hosting Niagahoster mungkin bertanya: “Bagaimana saya bisa menikmati web cache yang andal dari LiteSpeed?”
Jangan berkecil hati. Semua paket Unlimited Hosting Niagahoster juga menggunakan LiteSpeed Web Server. Dengan demikian, Anda dapat memanfaatkan plugin LiteSpeed Cache secara maksimal. Terlebih, Anda dapat menginstal LiteSpeed Cache secara otomatis di Member Area Niagahoster.
Bagaimana cara melakukannya? Klik Kelola Hosting di halaman utama Member Area seperti di langkah pertama tadi.
Kali ini, pilih tab WP Management, klik WordPress Accelerator, lalu klik slider off ke on. Letaknya ditunjukkan dengan anak panah pada gambar di bawah ini:
Dengan demikian, plugin LiteSpeed Cache akan diinstal secara otomatis di WordPress Anda. Praktis, bukan?
Aktifkan dan Kelola Web Cache Secara Mudah dengan LiteSpeed Memcached!
Anda sudah belajar bahwa web cache dapat meringankan beban server dan meningkatkan kecepatan loading website. Anda juga sudah memahami dua jenis web cache yaitu browser dan server cache.
Seperti dijelaskan di atas, Litespeed Web Server merupakan salah satu server terbaik dalam mengelola web cache. Baik Litespeed cache, maupun teknologi terbarunya, Litespeed Memcached. Nah, Niagahoster sudah mendukung dua teknologi web cache tersebut.
Jika Anda pengguna Unlimited Hosting, Anda bisa menggunakan Litespeed cache dengan cara mengaktifkan WordPress Accelerator di Member Area.
Sedangkan, untuk kebutuhan caching yang lebih optimal, Litespeed Memcached adalah pilihannya. Cukup menggunakan layanan Cloud Hosting Niagahoster seharga Rp125.000/bulan, Anda sudah bisa mengaktifkan Litespeed Memcached untuk website Anda .
Bagaimana? Siap mempercepat website dengan LiteSpeed Memcached?